Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEKASI BANJIR: Makin Parah, Warga Tuntut Normalisasi Kali

Banjir parah melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, akibat meluapnya Kali Bekasi pada Kamis (21/4/2016) pagi dan Jumat (22/4/2016) dini hari.
Petugas mengevakuasi warga yang sakit saat banjir melanda kawasan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/4)./Antara
Petugas mengevakuasi warga yang sakit saat banjir melanda kawasan Perumahan Pondok Gede Permai, Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat, Jumat (22/4)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Banjir parah melanda Kota Bekasi, Jawa Barat, akibat meluapnya Kali Bekasi pada Kamis (21/4/2016) pagi dan Jumat (22/4/2016) dini hari.

Rumah penduduk di bantaran kali tersebut terendam banjir. Di Perumahan Pondok Gede Permai dan Vila Jatirasa, ketinggian banjir mencapai empat meter lebih.

Karena itu, warga sejumlah perumahan yang tergenang banjir mendesak agar ada normalisasi kali tersebut. Sebab, volume kali saat ini tak bisa menampung debit air kiriman dari Bogor dalam jumlah besar. Akibatnya, air meluap ke pemukiman.

"Kali Bekasi sudah dangkal, harus dikeruk," kata Sekretaris RW 8, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih, Kelik Widyanto, Jumat (22/4/2016).

Menurut dia, dangkalnya Kali Bekasi karena banyak sedimen akibat abrasi di bagian hulu. Material tanah itu mengendap di dasar karena Kali Bekasi terdapat bendungan. Karena itu, normalisasi sangat dibutuhkan.

 "Bukan hanya meninggikan tanggul saja, tapi normalisasi lebih penting," kata dia.

Menurut dia, apabila volume kali bisa menampung debit air kiriman, maka akan mengurangi beban tanggul yang sudah ada, sehingga warga yang bermukim di bantaran kali tersebut tak dihantui banjir.

"Tanggul tinggi-tinggi, kalau jebol gimana? makin membahayakan," kata pria yang juga relawan banjir tersebut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Bekasi, menyebut bahwa volume Kali Bekasi saat ini sudah mengecil dibanding 20-30 tahun lalu. Padahal, idealnya, kali harus mampu menampung sekitar air kiriman sebanyak 400-500 meter kubik perdetik atau sekitar 350-400 sentimeter.

"Solusinya harus dinormalisasi," kata koordinator tim reaksi cepat pada BPBD Kota Bekasi, Feri Santoso.

Kepala Bidang Tata Air pada Dinas Bina Marga dan Tata Air, Kota Bekasi, Dicky Irawan mengatakan, pemerintah telah mengusulkan normalisasi Kali Bekasi kepada Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

"Semalam diusulkan lagi ke Pak Meteri," kata Dicky.

Banjir di Bekasi yang terjadi kemarin dan hari ini dianggap terbesar sepanjang sejarah. Selain tinggi muka air mencapai 500 sentimeter, debit limpasan yang dibuang ke laut juga lebih besar dari banjir tahun 2007 silam. Ketika itu, debit mencapai 720 meter kubik per detik, namun kali ini mencapai 780 meter kubik per detik.

Rumah penduduk mulai dari Vila Nusa Indah, Vila Jatirasa, Pondok Gede Permai, Kemang IFI Graha, Pondok Benda, Pondok Mitra Lestari, Depanker, Delta Pekayon, Margahayu, Teluk Pucung, dan perkampungan lainnya terendam banjir setinggi 1,5 meter. Paling parah di Pondok Gede Permai hingga 4 meter lebih.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : JIBI
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper