Bisnis.com, JAKARTA--Kepala Badan Pusat Statistik DKI Jakarta Syech Suhaimi mengatakan angka ketimpangan ekonomi (Gini Ratio) di Ibu Kota mengalami peningkatan.
Jika pada 2014 Gini Ratio DKI mencapai 0,43%, angka ketimpangan masyarakat kelas atas dan bawah di Ibu Kota sepanjang 2015 tercatat naik ke 0,46%.
"Naiknya Gini Ratio di Jakarta disebabkan kenaikan pendapatan orang kaya terlalu cepat. Di sisi lain, kenaikan pendapatan masyarakat menengah dan bawah justru mengalami perlambatan," ujarnya ketika melakukan Sensus Ekonomi di rumah dinas Wagub DKI Djarot Saiful Hidayat, Senin (2/5/2016).
Menurut Suhaimi, jumlah 20% orang kaya di DKI Jakarta meningkat drastis dari 49,79 pada 2014 ke 56,20 pada tahun lalu.
Sementara itu, jumlah 40% masyarakat berpendapatan rendah turun dari 14,66 ke 14,11 dan 40% masyarakat berpendapatan sedang turun daru 35,55 ke 29,70.
"Pemerintah harus waspada. Lari 20% masyarakat kaya ini sangat cepat. Jika dibiarkan, jarak antara si kaya dan si miskin di Ibu Kota pasti melebar," katanya.
Dia menuturkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban menurunkan angka ketimpangan ekonomi hingga sekecil-kecilnya.
"Tugas Pemerintah untuk menekan gini ratio. Caranya dengan memberdayakan sektor padat Karya, salah satunya usaha mikro kecil dan menengah," imbuhnya.