Bisnis.com, TANGSEL - Arak-arakan pasangan Ondel-Ondel, boneka raksasa khas budaya Betawi, lengkap dengan iringan musiknya semakin sering terlihat di sejumlah jalan di Tangerang Selatan.
Pertunjukan Ondel-Ondel jalanan, yang biasanya berlangsung sore hingga malam hari itu sebenarnya banyak dikeluhkan warga, terutama para pengguna jalan, karena mengganggu kelancaran lalu lintas di saat jam sibuk pulang kerja.
Sukandar, warga Kelurahan Cempaka Putih, Kecamatan Ciputat Timur, Tangsel, mengatakan kehadiran Ondel-Ondel jalanan sebagai sarana mengamen itu sebenarnya sangat merugikan bagi citra salah satu budaya Betawi.
“Ondel-Ondel dijadikan alat mengamen di jalan oleh sekolompok orang yang saya yakin bukan berdarah Betawi. Mereka berjalan sambil meminta uang suka rela kepada siapa saja yang ditemui,” katanya, Kamis (25/8/2016).
Menurutnya, siapa pun bisa memainkan Ondel-Ondel, asalkan tenaganya kuat untuk memikul boneka raksasa itu. Apalagi tidak diperlukan keterampilan khusus, karena gerakan tarinya sangat sederhana dan tidak ada yang rumit.
Sementara, musik pengiring dalam kasus pengamen Ondel-Ondel itu hanya berupa mesin pemutar cakram (CD Player), speker atau Toa, dan batre ACCU 12 Volt yang semuanya diletakkan di gerobak kecil yang ditarik secara bergantian.
Sumantri, warga Pondok Ranji, Kecamatan Ciputat Timur, mengatakan salah satu jalan yang sering dilalui arak-arakan Ondel-Ondel pengamen beranggotakan sekitar 6 orang hingga 8 orang itu adalah Jl Pahlawan Rempoa arah Ciputat.
Kemudian mereka lewat Jl Juanda atau masuk Jl Abdu Ghani Kampung Bulak, kemudian belok kanan menyusuri Jl WR Supratman sampai Bintaro. Selain itu juga Jl Legoso sampai Jl Cirendeu yang di kanan-kirinya banyak permukiman.
Ondel-Ondel pengamen banyak beroperasi di wilayah Tangsel setelah pada akhir tahun lalu oleh Pemprov DKI Jakarta dilarang dimainkan di jalan-jalan karena mengganggu kelancaran arus lalu lintas.