Bisnis.com, TANGERANG - Myrepublic, penyedia jasa layanan internet berskala internasional, tengah mengkaji rencana untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2018 sebagai salah satu strategi ekspansinya di Indonesia.
Kendati demikian, kajian korporasi ini untuk melantai di bursa saham Indonesia harus menunggu implementasi rencana Myrepublic di Singapura untuk melantai di bursa regional Singapura dalam jangka 1,5 tahun mendatang.
Myrepublic menilai bisnis layanan penyedia internet di Indonesia sedang berkembang pesat dan peluangnya cukup signifikan jika dilihat dari populasi masyarakat Indonesia sebanyak 250 juta jiwa.
“Dari total populasi saat ini, proporsi pengguna internet tidak lebih dari 50%. Peluangnya sangat bagus, tetapi karena Myrepublic masih baru, kami masih fokus untuk mengembangkan jangkauan infrastruktur terlebih dahulu,” kata CEO Myrepublic Malcolm Rodrigues di BSD City, Minggu (30/10/2016).
Untuk mengembangkan jangkauan bisnisnya, perusahaan yang sudah beroperasi di Singapura, Australia, dan New Zealand ini berencana mengucurkan investasi senilai US$700 juta di Indonesia. Investasi itu sepenuhnya digunakan untuk memperluas jaringan fiber optik.
Hingga saat ini, layanan Myrepublic sudah mencapai kawasan Jabodetabek, Cibubur, Surabaya, Malang, Semarang, Palembang, dan Medan.
Sejak resmi beroperasi di Indonesia pada tahun lalu, Myrepublic sudah mampu mengakusisi 70.000 pelanggan. Sampai akhir tahun ini korporasi ini menargetkan mampu menggaet sekitar 100.000 pelanggan.
“Dalam lima tahun ke depan, kami juga ingin mengakuisi hingga 3 juta rumah tangga. Semua akan dilakukan secara bertahap karena kami pemain baru di Indonesia,” tekannya.
Untuk menunjang fasilitas Myrepublic, dirinya berencana meluncurkan paket internet dengan kecepatan hingga 1 gigabytes/second dengan harga yang terjangkau. Malcolm menyebutkan kebutuhan masyarakat Indonesia saat ini cukup kompleks sehingga harus didukung dengan paket internet dengan kecepatan yang signifikan.
“Dulu, manusia sudah puas dengan kecepatan internet di kisaran 100-200 mbps. Tetapi saat ini, internet tidak lagi dipandang sebagai kebutuhan tambahan, melainkan sudah menjelma sebagai kebutuhan utama masyarakat,” katanya.