Bisnis.com, JAKARTA - Hingga saat ini, Ibukota masih kekurangan air baku. Kebutuhan air baku selama 2016 tercatat 22.131 liter per detik, namun ketersediaannya hanya sebanyak 18.575 liter per detik.
Direktur Utama PD PAM Jaya, Erlan Hidayat mengatakan, jumlah tersebut akan terus meningkat setiap tahunnya.
"Saat ini kami masih kekurangan ketersediaan air bersih di Jakarta. Tapi kami tengah berusaha untuk menambah pasokan ketersediaan air," kata Erlan, saat rapat pimpinan (rapim), di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (27/12).
Pasokan air ke Jakarta saat ini masih didominasi dari Waduk Jatiluhur yakni mencapai 81 persen. Kemudian dari Tangerang sebanyak 15,95 persen. Sisanya, pemanfaatan sungai yang ada di Jakarta sebanyak 3,05 persen.
Erlan mengakui, pemanfaatan sungai di Jakarta masih sangat kurang. Pihaknya akan melakukan penambahan ketersediaan air bersih ini secara bertahap. Beberapa sungai besar yang ada di Ibukota, seperti Kanal Banjir Barat (KBB) dan Kali Pesanggrahan akan dioptimalkaan.
Tahun ini saja pemanfaatan KBB sudah bisa ditingkatkan dari semula hanya 300 liter per detik menjadi 550 liter per detik tahun ini. "Kami secara bertahap akan terus meningkatkan pemanfaatan air sungai. Karena memang selama ini masih kurang dimaksimalkan," tandasnya.
DKI Akui Masih Kekurangan Air Baku
Hingga saat ini, Ibukota masih kekurangan air baku. Kebutuhan air baku selama 2016 tercatat 22.131 liter per detik, namun ketersediaannya hanya sebanyak 18.575 liter per detik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Topik
Konten Premium