Bisnis.com, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat 1.178 rumah tergenang banjir setinggi 10-60 cm karena debit Sungai Ciliwung di pintu air Depok naik hingga level Siaga 3 per Senin sore kemarin.
BPDB DKI Jakarta melaporkan permukiman di bantaran sungai tergenang banjir akibat luapan sungai di Kelurahan Pejaten Timur Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan dan Kelurahan Cawang Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur.
"Sebanyak 1.178 KK atau 3.832 jiwa terdampak langsung luapan Sungai Ciliwung di mana permukimannya tergenang banjir," ungkap keterangan resmi BNPB yang dipublikasikan Selasa (28/2/2017).
Genangan atau banjir di Kelurahan Pejaten Timur terdapat di RW 06, RW 07 dan RW 08 dengan tinggi banjir 30 – 70 centimeter sejak Senin (27/2/2017) pukul 19.00 Wib. Sebanyak 20 KK mengungsi di ruko. Sebelumnya aparat Kelurahan Pejaten Timur telah memberitakukan kepada warga akan adanya luapan Sungai Ciliwung.
Sedangkan genangan atau banjir di Kelurahan Cawang merendam permukiman beberapa RW sejak Senin pukul 19.00 WIB. Kendati genangan mencapai 60cm, warga enggan meninggalkan rumah mereka karena menilai sudah terbiasa mengalami banjir.
BNPB menyebut masyarakat di sekitar bantaran Sungai Ciliwung memang sudah memiliki daya antisipasi menghadapi banjir. Banjir bukan sesuatu hal yang baru sehingga mereka memiliki mekanisme untuk mengantisipasi banjir.
Saat terjadi kenaikan debit Sungai Ciliwung atau status Siaga naik, maka sistem peringatan dini disampaikan kepada masyarakat melalui berbagai moda, seperti sms, whatsapp, kentongan, sirine atau pemberitahuan melalui masjid.
Sebelumnya masyarakat juga sudah menempatkan perabotan rumah tangga dan barang-barang berharga di lantai dua, sedangkan lantai satu. Sebagian besar masyarakat sulit diminta mengungsi, kecuali banjirnya tinggi dan membahayakan mereka akan mengungsi di tempat yang aman.
Belum selesainya normalisasi sungai Ciliwung menyebabkan genangan atau banjir masih sering terjadi saat ada kenaikan debit sungai. Sungai Ciliwung perlu dilebarkan dan dikeruk agar debit sungai meningkat.
Permukiman yang ada di bantaran sungai, bahkan banyak rumah yang dibangun di dalam sungai harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman, kemudian sungai ditata kembali. Permukiman dan masyarakat di sekitar sungai juga perlu ditingkatkan kapasitasnya dan diberdayakan agar ikut menjaga sungai dengan baik.