Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah DKI diminta meningkatkan performa sektor pariwisata sebagai upaya menggenjot perekonomian dan mengejar target kunjungan wisatawan.
Pengamat Pariwisata Universitas Pancasila Fahrurozy Darmawan mengatakan Jakarta setidaknya memiliki dua destinasi wisata yakni Kota Tua dan Kepulauan Seribu yang banyak dicari wisatawan.
"Namun permasalahannya adalah pengembangan kedua destinasi wisata tersebut harus dilakukan sangat mendasar karena tingkat kebersihan dan kenyamanannya belum terjaga dengan baik," paparnya kepada Bisnis, Senin (19/6).
Dia memaparkan Pemprov DKI akan sulit mengejar target kunjungan wisatawan jika persoalan mendasar belum terselesaikan. Saat ini, kata dia, upaya pemerintah untuk merevitalisasi Kota Tua dan Kepulauan Seribu patut diacungi jempol.
Fahrurozy menambahkan pengembangan pariwisata di Kepulauan Seribu dan Kota Tua juga harus memperhatikan aspek konservasi lingkungan dan heritage.
"Keduanya saya kira adalah destinasi yang rawan dan rentan dalam merawatnya. Oleh karena itu destinasi heritage dan alam harus benar-benar dikelola secara profesional," paparnya.
Baca Juga
Data Bank Indonesia DKI mencatat komposisi kunjungan wisatawan ke Kota Tua sepanjang tahun ini didominasi oleh turis domestik yang mencapai sekitar 39,6%. Sementara wisatawan asing mencapai 30,4% dan wisatawan yang tidak teridentifikasi sekitar 30%.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia DKI, Doni Joewono mengatakan penilaian negatif dari wisatawan terhadap Kota Tua adalah sisi kebersihan, kondisi objek wisata, fasilitas wisata, keamanan dan lainnya.
"Wisatawan menilai aspek negatif dari kebersihan Kota Tua ini hingga 41%. Artinya permintaan untuk segera membenahi kebersihan Kota Tua dinilai mendesak," katanya.
Adapun, penilaian aspek positif dari wisatawan terhadap Kota Tua adalah fasilitas wisata yang mencapai 49% disusul kondisi objek wisata 25%.
Menurut Doni, secara umum wisatawan nusantara dan mancanegara memiliki kesan positif terhadap Kepulauan Seribu karena lokasinya yang dinilai dekat. Namun permasalahan sampah dan kelestarian alam kurang menjadi perhatian.
Sebagian besar, kata Doni, pengunjung destinasi Kepulauan Seribu didominasi oleh wisatawan nusantara mencapai 70,8% dan wisatawan asing 20% serta sisanya adalah wisatawan yang tidak teridentifikasi 9,1%.
"Para wisatawan juga menilai kondisi objek wisata dan keterjangkauan dari aspek positifnya juga besar hingga 57%. Tapi mereka menilai aspek negatifnya adalah fasilitas wisata," katanya.
Dia menambahkan, bank sentral akan terus mendukung pengembangan ekonomi dan pariwisata di Kepulauan Seribu dengan meningkatkan sejumlah aktivitas perekonomian.
Pertama, kata dia, membangun klaster Pulau Seribu yakni pndampingan dan pembinaan budidaya ikan kerapu serta pendampingan klaster proyek pakan ikan alternatif.
"Kedua adalah pengembangan ekonomi lokal dengan pengembangan makanan khas olahan Pulau Seribu untuk oleh-oleh wisata dalam rangka ekonomi kreatif bidang kuliner," paparnya.
Sementara itu, Pemprov DKI saat ini tengah merevitalisasi kawasan Kota Tua sebagai upaya meningkatkan sektor pariwisata di Jakarta. Selain itu, Kepulauan Seribu juga menjadi destinasi yang tengah dikembangkan dan masuk menjadi satu dari 10 destinasi wisata strategis nasional.
Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Andri Yansyah mengatakan pihaknya sedang menunggu pembuatan rencana induk pelabuhan atau RIP guna mempermudah masuknya investasi.