Inovasi India
Sementara itu, berbicara perkembangan bangunan ramah lingkungan, India lebih agresif. Apalagi, Negeri Bollywood itu juga terus mengembangkan inovasi produk pendukung bangunan ramah lingkungan.
Deputy Director Confederation India Industry – India Green Building Council S. Raghupathy memaparkan, dalam melakuan peringkat gedung ramah lingkungan, India membaginya ke dalam tujuh kategori yakni, bangunan komersial, kesehatan, industri, tempat tinggal, pendidikan, transportasi, dan pembangunan lingkungan.
Dia pun menyebutkan, dalam mengarahkan bangunan ramah lingkungan, India juga melakukan inovasi dan pengembangan produk pendukungnya.
“Salah satunya inovasi dari Infosys Campus di Pocharum, India yakni, pendingin udara Radiant Cooling,” sebutnya.
Dengan pendingin udara Radiant Cooling itu bisa lebih efisien sebesar 30% sampai 40% ketimbang pendingin udara konvensional. Lalu, masih terkait pendingin udara ramah lingkungan, India masih memiliki inovasi lainnya yakni, Earth Air Tunnel & Passive Cooling.
Inovasi dengan nilai investasi 600.000 rupee atau Rp123,66 juta [kurs 1 rupee = Rp206,1] sudah bisa efisiensi energi sebanyak 5%, kemudian dari efisiensi itu bisa balik modal selama dua tahun.
Tak hanya udara, Raghupathy juga menujukkan inovasi sistem penghematan penggunaan air. Dengan skema, mengurangi penggunaan air berlebihan, menggunakan kembali, mendaur ulang, dan menolak produk yang menggunakan air berlebihan.
“Dengan skema itu, untuk kategori bangunan komersial ramah lingkungan bisa menghemat 15 liter air per hari menjadi 30 liter per hari, sedangkan pada kawasan perumahan dengan menggunakan air daur ulang untuk flushing bisa hemat 30% sampai 40% penggunaan air,” ujarnya.