Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DEMO GOJEK-GRAB : Angkut Penumpang, Pengemudi Dibogem Pendemo

Demonstrasi pengemudi ojek online, Gojek dan Grab, masih berlangsung di Jalan Medan Merdeka Barat khususnya di depan Istana Presiden.
Demonstrasi pengemudi ojek online (Ojol), Gojek-Grab, di depan Istana Presiden, Selasa (27/3)./JIBI-Feni Freycinetia Fitriani
Demonstrasi pengemudi ojek online (Ojol), Gojek-Grab, di depan Istana Presiden, Selasa (27/3)./JIBI-Feni Freycinetia Fitriani

Bisnis.com, JAKARTA - Demonstrasi pengemudi ojek online, Gojek dan Grab, masih berlangsung di Jalan Medan Merdeka Barat khususnya di depan Istana Presiden.

Meski aksi tersebut berlangsung damai, sempat terjadi beberapa kali kericuhan di lapangan.

Gesekan tersebut terjadi lantaran adanya pengemudi yang "mencuri-curi" mengangkut penumpang. Padahal, semua ‘driver ‘baik Gojek maupun Grab berkomitmen untuk tidak "narik" pada hari ini.

Awalnya, ada pendemo yang curiga pada sebuah sepeda motor yang melintasi kerumunan demonstran di Jalan Medan Merdeka Barat, tepatnya di depan Taman Monas. Meski tak memakai jaket warna hijau, pendemo curiga pengemudi tersebut merupakan ‘driver online’, karena penumpang menggunakan helem berlogo Grab.

Massa yang mulai "panas" pun tak pelak mengeluarkan kata-kata yang intimidatif kepada pengemudi motor tersebut.

"Kurang duit lu ya sampai ngangkut penumpang? Dasar kampungan," ujar salah satu pendemo dengan suara keras.

Setelah itu, puluhan orang lalu mengerubungi lokasi. Massa yang emosi lantas melayangkan pukulan atau bogem ke Pengemudi akibat merasa kesal.

Untungnya, beberapa polisi masih melindungi Pengemudi motor Dan penumpang sehingga kericuhan take berlarut-larut. Meski masih ada demonstran yang marah, pengemudi Dan penumpang bisa lolos dari kerumunan.

Kejadian serupa sempat terjadi hingga 2-3 kali. Namun, pihak kepolisian bisa mengondisikan situasi sehingga demonstran bisa fokus mendengarkan orasi.

Juru Bicara Aksi sekaligus Perwakilan Demonstrate Einstein Dialektika mengatakan ada tiga tuntutan yang disampaikan.

"Kami minta pemerintah merevisi UU No 22/2009 tentang angkutan Jalan, kepastian RUU Ketenagakerjaan, dan terakhir rasionalitas tarif," katanya di Jalan Medan Merderka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (27/3/2018).


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper