Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tangerang Selatan Juara Umum MTQ 2018 Provinsi Banten

Keberhasilan Pemerintan Kota Tangerang Selatan kembali menjadi juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XV tingkat Provinsi Banteng pada 19 April 2018 agar memberi makna bagi seluruh warganya.
Penutupan MTQ XV Se-Provinsi Banten 2018
Penutupan MTQ XV Se-Provinsi Banten 2018

Bisnis.com, TANGSEL - Keberhasilan Pemerintan Kota Tangerang Selatan kembali menjadi juara umum Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XV tingkat Provinsi Banteng pada 19 April 2018 agar memberi makna bagi seluruh warganya.

Uten Sutendy, Budayawan Banten Presiden Tangsel Club, mengatakan menjadi juara MTQ hendaknya juga diikuti dengan juara dalam mewujudkan dan menanamkan makna atau nilai-nilai Alquran dalam kehidupan seluruh warga kota Tangsel.

“Menjuadi juara MTQ dan juga juara dalam mengimplementasikan nilai-nilai Alquran dalam kehidupan warga kota, terutama pelayanan oleh birokrasi Pemkot Tangsel,” katanya, Sabtu (21/4/2018).

Menurutnya, Pemkot Tangsel dan seluruh warganya agar menjadikan MTQ sebagai pengingat saja dan bukan tujuan utama untuk dibangga-banggakan sebagai pemenangnya.

“Karena sesungguhnya, Alquran bukan untuk dilomba-lombakan, tetapi untuk diamalkan,” tegasnya.

Dia juga mengingatkan bahwa tanpa banyak disadari, saat ini kian banyak muncul  kebanggaan dalam sikap keberagamaan lewat penonjolan identitas dan pentas atau panggung yang seolah-olah bernilai religius, termasuk MTQ.

Padahal, lanjutnya,  kegiatan ritual dan seremonial yang dipertontonkan itu justru berbiaya tinggi. Bahkan, dari tahun ke tahun, biaya untuk menyelenggarakan kegiatan tersebut semakin mahal.

Unten juga mengkritisi MTQ yang cenderung menjadi semacam “bisnis” lomba berhadiah untuk membangun identitas dan kebanggan suatu kota, daerah atau provinsi, sehingga qori dan qoriahnya bisa meminjam dari daerah lain, atau juri yang bisa dilobi.

Untuk itu, perlombaan MTQ yang baik dan dilakukan dengan cara baik itu harus diimbangi dengan upaya keras agar nilai-nilai yang dilombakan dapat membangun karakter manusia, atau warga kota menjadi berkarakter Qurani.

Namun, kini bisa dilihat, betapa jurang pemisah itu makin dalam. Di satu sisi pentas seremonial agama semakin sering dilakukan dan mahal biayanya, tetapi di sisi lain moralitas kehidupan cenderung semakin jauh dari Qurani.

“Korupsi, etos kerja, kepedulian pada lingkungan, pada kaum miskin, gejala narkoba, dan bahkan  pendidikan akhlak untuk anak di sekolah saja belu menjadi prioritas,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nurudin Abdullah
Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper