Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta mengusulkan pembentukan pantia khusus untuk mengawasi pembangunan kereta api ringan atau light rail transit fase kedua.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta M Taufik mengatakan bahwa DPRD tidak mau kecolongan lagi seperti yang terjadi pada proyek light rail transit (LRT) fase pertama.
Proyek fase pertama ini menelan dana sekitar Rp1 triliun per km dengan total rute sepanjang 5,8 km atau total investasi sekitar Rp5,8 triliun.
"Itu menurut saya pembangunan [LRT fase pertama] termahal sedunia itu. Bahkan, dunia akhirat," kata Taufik, Kamis (13/9/2018).
Seperti diketahui, LRT dibangun oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dengan dua tahapan. Fase pertama dibangun sepanjang 5,8 km dengan rute Velodrome-Kelapa Gading. Sedangkan, tahap kedua rangkaian LRT ini akan tertuju ke Tanah Abang.
Taufik menjelaskan perlu dibentuk panitia khusus (Pansus) untuk mengawal, mendampingi, dan mengawasi setiap proses pembangunan fase kedua. Hal ini untuk mengurangi pembengkakan biaya seperti yang terjadi pada fase pertama.
"Saya menyarankan ada pansus. Saya sudah mengusulkan ke Ketua [DPRD] supaya ada Pansus LRT. Belum tahu [perkembangannya] yang penting beberapa [anggota DPRD] ada yang ngajuin pansus," ujarnya.
Dia mengingatkan agar pembangunan LRT fase kedua dapat melibatkan DPRD. Meski tidak terlibat secara teknis, namun DPRD perlu diberi tahu perkembangan terkait proyek LRT ini. DPRD juga akan ikut terlibat dalam kajian terkait skema pembiayaan, studi kelaikan, dan kredibilitas pihak pengembang.
Selain itu, DPRD harus dilibatkan terkait penentuan lokasi dan rute LRT.
"Harus komunikasi dengan DPRD. Buktinya ini nih jadinya, fase pertama Kelapa Gading-Velodrome. Itu tempat main saya 15 menit naik sepeda sampai," ungkapnya.