Bisnis.com, JAKARTA--Anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI M Syarif mengatakan kejadian pengusiran anak-anak binaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Tunas Bina, Jalan Cengkeh, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat menujukkan sikap arogan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI.
Meski area tersebut akan digunakan untuk penataan pedestrian, Satpol PP tak boleh menggusur PAUD sebelum menyediakan lahan pengganti bagi anak-anak agar bisa melanjutkan kegiatan belajar.
“Satpol PP ini arogan. Itu ada videonya anak-anak yang angkut kursi. Mereka lagi belajar malah digusur, padahal belum ada penggantinya," katanya ketika dikonfirmasi, Kamis (18/10/2018).
Menurutnya, penggusuran apalagi melibatkan anak-anak dapat memicu konflik. Sekretaris Komisi A DPRD DKI tersebut meminta Wali Kota dan Camat setempat bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Anehnya, Walikota Jakarta Barat Rustam Effendi justru mengaku tak mengetahui kejadian penggusuran anak-anak PAUD.
“Saya telepon wali kota, dia bilang enggak tahu m. Camat juga saya temui. Dia mengaku lalai dan minta maaf, tetapi nasi sudah menjadi bubur,” imbuhnya.
Baca Juga
Seperti diketahui, puluhan anak-anak PAUD sedang melaksanakan kegiatan belajar di masing-masing ruangannya. Ada tiga kelas di PAUD yang beroperasi sejak 2007 tersenut, yaitu TPA, Kelas A, dan Kelas B yang diisi oleh siswa berumur antara 3-6 tahun.
Video penggusuran tersebut viral di media sosial. Pasalnya, ketika proses belajar- mengajar berlangsung datanglah alat berat penghancur untuk membongkar sekolah mereka.
Di video terlihat anak-anak menangis ketakutan dan ikut menggotong kursi-kursi ke luar sekolah. Pembongkaran dilakukan kemarin, Rabu (17/10/2018) pagi.