Bisnis.com, JAKARTA–Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar mengkonfirmasi penyataan Dirut PT TransJakarta tentang rencana dibentuknya joint venture yang mengelola integrasi antarmoda transportasi umum di DKI Jakarta.
William menerangkan saat ini sedang ada komunikasi antara PT MRT Jakarta, PT TransJakarta, dan PT Jakarta Propertindo sebagai pengelola LRT untuk membentuk anak perusahaan yang mengurus mekanisme dan administrasi intergrasi pembayaran tiket dari moda transportasi yang disediakan oleh ketiga BUMD tersebut.
Terkait dengan mekanisme joint venture tersebut, William mengaku pihaknya belum membahas sampai sejauh itu.
"Belum sampai sejauh itu pembicaranya, perhitungan PSO masing-masing perusahaan itu terpisah, mekasnime joint venture belum kelihatan seperti apa, otoritas belum kita bahas," terang William.
William menegaskan bahwa yang akan dicapai dari perusahaan patungan ini lebih berorientasi kepada pelayanan daripada orientasi profit.
"Sebenarnya harus dipastikan, perusahaan ticketing bukan untuk keuntungan, yang dipikirkan itu untuk kepentingan publik. Jadi bagaimana masyarkat merasa tidak setiap naik transportasi umum pakai tiket yang berbeda," kata William.
William sendiri menargetkan perusahaan tersebut bisa terbentuk sebelum Maret 2019.
Namun, pun apabila perusahaan sudah terbentuk saat MRT sudah beroperasi pada Maret 2019, sistem pembayaran tiket belum tentu langsung terintegrasi.
"Nanti setelah perusahaan terbentuk lalu kita hitung dan lihat bagaimana rencananya. Pada bulan Maret belum berharap ada yang mengelola integrasi tetapi dia sudah mulai ada serta mulai beroperasi untuk kira-kira menuju integrasi. Perusahaan tersebut harus diberi waktu," kata William.