Bisnis.com, JAKARTA – Tingkat okupansi hotel di Jakarta mengalami penurunan akibat serangkaian aksi demonstrasi di Gedung Bawaslu dan beberapa titik di Jakarta.
Banyak pengunjung yang menunda dan juga mempersingkat masa kunjungannya akibat serangkaian aksi yang terjadi pada 21-22 Mei 2019 tersebut.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DKI Jakarta Khrisnadi mengatakan tingkat okupansi hotel di Jakarta saat ini menurun dari persentase awal yaitu 50%.
Khrisnadi mengatakan dirinya masih belum mengetahui seberapa besar penurunan tingkat okupansi hotel di Jakarta. Namun, dirinya memastikan bahwa penurunan terbesar terjadi atas hotel yang terletak di Jakarta Pusat.
Krishnadi menerangkan bahwa pada bulan Ramadan okupansi hotel di Jakarta memang cenderung rendah. Aksi 22 Mei di beberapa titik di Jakarta pun makin memperparah hal tersebut.
Untuk diketahui, rendahnya okupansi hotel di Jakarta pada bulan Ramadan disebabkan oleh minimnya perjalanan dinas sepanjang bulan tersebut.
Adapun hotel yang paling terdampak dari peristiwa ini adalah hotel yang terletak di Jl. Thamrin, Jl. Wahid Hasyim, Tanah Abang, Sabang, dan Kemanggisan.
"Yang dilakukan oleh pemerintah itu yang pertama cepat memulihkan kondisi di mana orang melihat ada kejadian tapi sudah beres," himbau Krishnadi, Kamis (23/5/2019).
Dengan situasi seperti ini, promo-promo yang dikeluarkan oleh manajemen hotel tetap tidak akan mampu menarik pengunjung selama situasi masih tetap dipandang tidak kondusif.
Di lain pihak, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Edy Junaedi mengatakan pihaknya belum bisa memastikan kapan okupansi hotel dan animo pariwisata di Jakarta bisa kembali normal.
"Kami dari Dinas Pariwisata berharap situasi bisa kembali normal secepat mungkin, yang paling tahu situasi ya para elit-elit ini dan kepolisian," ujar Edy.
Senada dengan Khrisnadi, Edy juga masih belum dapat memastikan berapa besar potensi kerugian yang timbul akibat serangkaian demonstrasi dua hari kemarin.
Seperti diketahui, pemerintah negara-negara sahabat juga telah mengeluarkan travel warning bagi warganya untuk tidak berkunjung ke Jakarta pada 22 Mei 2019. Hal ini jelas menekan angka kunjungan, okupansi hotel, serta pariwisata di Jakarta.