Bisnis.com, JAKARTA — Sudah jatuh, tertimpa tangga, barangkali sanggup menggambarkan bencana kekeringan, di kala Ibu Kota masih berusaha memenuhi kebutuhan air bersih untuk warganya.
Seperti diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya merilis 15 kecamatan di Jakarta yang berpotensi mengalami kekeringan pada musim kemarau panjang tahun ini. Nahas, beberapa di antara daerah tersebut, memang belum tersentuh pelayanan air bersih dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PAM Jaya.
Direktur Utama PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo membenarkan bahwa hingga kini cakupan wilayah pelayanan air bersih di Ibu Kota masih berada di angka 63,4%. Namun, Bambang menjamin bahwa pihaknya berkomitmen kuat merealisasikan rencana jangka panjang peningkatan cakupan pelayanan air bersih.
"Kita akan ada tambahan suplai pasokan air. Di skala nasional, yaitu sistem penyediaan air minum [SPAM] Jatiluhur I, direncanakan 4.000 liter per detik. Selanjutnya SPAM Karian itu 3.200 liter per detik. Kemudian, peningkatan kapasitas instalasi pengolahan air [IPA] Buaran itu 3.000 liter per detik," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (8/10).
Dalam proyek SPAM dari Bendungan Jatiluhur senilai Rp4 triliun yang disebut-sebut sebagai proyek berkapasitas produksi air terbesar di Indonesia ini, PAM Jaya akan bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), serta Perusahaan Daerah Air Minum lain dari Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bekasi.
Sementara itu, SPAM Karian merupakan proyek regional, dengan sumber air baku dari Waduk Karian yang total investasinya mencapai Rp6 triliun.
"Di samping itu kita juga harus memikirkan tingkat kehilangan air, atau Non-Revenue Water [NRW]. Kita akan berusaha terus memperkecilnya," tambah Bambang.
Tabel Milestone Proyeksi Kebutuhan dan Rencana Pengembangan Air Minum DKI Jakarta | ||||
Tahun | Cakupan Pelayanan Wilayah | Total Kebutuhan Air + NRW | Proyeksi Total Kesediaan Air | Akumulasi Proyek Penambah Suplai |
2019 | 63,4% | 21.558 lps | 20.425 lps | - |
2020 | 65,9% | 22.180 lps | 20.725 lps | Hutan Kota : 500 lps |
2021 | 73,5% | 23.791 lps | 21.275 lps | IPA Pesanggrahan : 750 lps, IPA Ciliwung : 200 lps |
2022 | 79,4% | 25.946 lps | 22.565 lps | SPAM Jatiluhur 1 : 4.000 lps |
2023 | 82,1% | 27.223 lps | 25.045 lps | IPA Buaran 3 : 3.000 lps |
2024 | 87% | 28.926 lps | 27.531 lps | SPAM Karian-Serpong : 3.200 lps |
2025 | 89% | 29.742 lps | 29.496 lps | - |
2026 | 91% | 30.374 lps | 31.075 lps | - |
2030 | 100% | 31.713 lps | 31.875 lps | - |
Data PAM Jaya memaparkan bahwa tingkat NRW atau selisih air yang tidak berekening pada 2019 masih mencapai 42%. Baik kehilangan air fisik akibat kebocoran dan luapan, atau kehilangan air komersial akibat konsumsi air ilegal dan ketidakakuratan meteran.
PAM Jaya menargetkan persentase NRW akan berkurang menjadi 36% pada 2023. Setelah itu, target 26% pada 2030 akan diusahakan pula, bersamaan dengan proyeksi cakupan wilayah pelayanan PAM Jaya yang telah mancapai 100%.
Bambang menjelaskan bahwa upaya-upaya ini akan dimulai pada 2020. Pihaknya pun telah mengajukan penyertaan modal daerah (PMD) mencapai Rp1,7 triliun dalam APBD 2020 pemerintah provinsi DKI Jakarta demi merealisasikan rencana ini.
Rincian pengajuan penyertaan modal daerah (PMD) di APBD 2020 oleh PAM Jaya | |
A. Peningkatan cakupan pelayanan melalui pembangunan SPAM dan pengembangan jaringan pipa | Rp746,7 miliar |
- Pembangunan SPAM Pesanggrahan Tahap II (Rp195 miliar) | |
- Reinforcement & Extention jaringan transmisi dan distribusi (Rp275 miliar) | |
- Pembangunan SPAM Ciliwung/Pejaten (Rp250 miliar) | |
- Supply ke area Pegadungan-BP & Reservoir Cikokol (Rp26,7 miliar) | |
B. Ketahanan Pelayanan Air Bersih | Rp310 miliar |
- Relokasi pipa akibat proyek pemerintah (Rp30 miliar) | |
- Relokasi SPAM Cilandak (Rp280 miliar) | |
C. Pelayanan terhadap Masyarakat Berpenghasilan Rendah | Rp15 miliar |
D. Penyerapan Suplai Air Curah SPAM Jatiluhur Tahap 1 | Rp700 miliar |
- Pipa Transmisi total investasi ± Rp4 triliun (Dianggarkan dan dilaksanakan oleh Dinas SDA) | |
- Pipa Distribusi total investasi ± Rp5,2 triliun (Rp700 miliar dari Rp1,6 triliun yang akan diusulkan lagi di APBD-P 2020) | |
- Penurunan Non-Revenue Water/NRW total investasi ± Rp3 triliun (Rp0 dari Rp700 miliar yang akan diusulkan lagi di APBD-P 2020) | |
Total | Rp1,7 triliun |
Di samping rencana jangka panjang, Bambang mengungkap bahwa pihaknya bersama Tim Satgas Air Bersih yang dibentuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan membantu warga yang mengalami kelangkaan air bersih.
"Satgas ini dibentuk untuk mengatasi kekeringan. Jadi bagi warga Jakarta yang mengalami krisis air bersih, sementara kita pasok dengan toren air dan tangki truk, kemudian masyarakat mengambil dari situ. Sistemnya sekarang pakai [call center] 112 dan laporan dari RT/RW," ujar Bambang.
Bambang mengungkap, setiap hari pihaknya telah mengirimkan air ke wilayah Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara, dan Pegadungan, Kalideres, Jakarta Barat, yang telah mulai kesulitan air bersih.
"Kita juga punya kios-kios air eksisting, yang baik kemarau atau penghujan pun tetap kita kirim air," tambahnya.
Sebelumnya, Anies membentuk Satgas Air Bersih Provinsi DKI Jakarta yang beranggotakan 1.162 personel gabungan dari berbagai instansi, baik unsur Pemerintah maupun non-Pemerintah.
Di antaranya Dinas Kehutanan, Dinas Sumber Daya Air, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan, Dinas Perhubungan, Satpol PP, PAM JAYA dan sejumlah mitra dari Lurah, PPSU, hingga Perwakilan RT/RW.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Subejo akan terus mensosialisasikan tim ini agar penanganan krisis air bisa dilakukan secepat mungkin.
Subejo mengimbau warga yang kesulitan air bersih segera menghubungi 112, RT/RW, kelurahan, atau menyampaikan keluhan lewat laman pengaduan atau media sosial resmi pemprov DKI Jakarta.