Kabar24.com, JAKARTA — Pemerintah Kabupaten Lebak diminta terus memerhatikan korban bencana banjir akibat luapan Singai Ciberang dan mengurangi risiko akibat dampak dari banjir tersebut.
Anggota DPRD Provinsi Banten Neng Siti Julaeha mengatakan bahwa akibat luapan Sungai Ciberang itu, menggenangi 2.167 rumah warga di enam kecamatan di Kabupaten Lebak, Banten.
Selain Pemkab Lebak, dia mengajak komponen masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan dengan menjaga ekosistem tetap terjaga dan mengurangi potensi dan risiko bencana yang terjadi ke depan.
Neng Siti menyatakan bahwa pihaknya telah menyalurkan bantuan dan akan melanjutkan bantuan ke daerah terdampak lainnya. Untuk saat ini pihaknya akanfokus menyalurkan bantuan logistik ke lokasi-lokasi pengungsian warga.
"Kami memfokuskan penyaluran makanan untuk mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa," kata Neng Siti Julaeha dalam keterangan resminya, Senin (6/1/2020).
Meski banjir mulai surut, menurut dia, sebagian warga masih bertahan di pengungsian.
Dia mengatakan banjir menimbulkan dampak paling parah di Kecamatan Sajira, Lebak Gedong, dan Cipanas yang sebagian permukiman warganya berdekatan dengan Sungai Ciberang.
Banjir bandang dan longsor melanda wilayah Kabupaten Lebak, Banten, sejak Rabu (1/1/2020). Ribuan warga terpaksa mengungsi di sejumlah tempat seperti rumah ibadah, majelis taklim, gedung sekolah dan perkantoran.