Bisnis.com, JAKARTA — Langkah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membantu percepatan pemulihan aktivitas ekonomi kawasan pascabencana banjir merupakan keputusan yang tepat.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menjelaskan bahwa risiko terbesar yang akan menghantui perekonomian DKI Jakarta memasuki iklim hujan ekstrem adalah pada sisi produktivitas.
"Menurunnya produksi ini langsung mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara signifikan bila terjadinya banjir berlangsung lama," ujarnya kepada Bisnis, Senin (6/12/2019).
Menurut Piter, dampak terburuk ini merupakan akibat tidak berjalannya fasilitas publik seperti listrik dan transportasi, rusaknya fasilitas produksi akibat banjir, atau karena tidak masuknya tenaga kerja atau pegawai akibat terhambat banjir.
Piter memperkirakan bahwa sektor yang paling banyak mengalami kerugian adalah perdagangan, baik ritel modern atau tradisional.
Di samping itu, Piter menilai inflasi kebutuhan pokok tidak akan terlalu menggoyangkan perekonomian, karena permintaannya juga terbatas di kala bencana singkat.
Namun, aspek distribusi dan logistik akan menjadi kunci terkendalinya harga, sehingga pemerintah perlu memastikan betul infrastruktur penunjang kebutuhan masyarakat masih berfungsi dengan baik.
"Saran untuk Pemprov DKI agar lebih serius memperbaiki saluran-saluran air, melanjutkan normalisasi sungai dengan memperlebar, mengeruk, membikin tanggul. Keberhasilan mengatasi banjir akan menjadi poin besar juga secara politik," tutupnya.
Kendati demikian, Kepala Divisi Advisory Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia DKI Jakarta Diana Permatasari memproyeksi bahwa pada awal tahun 2020 pertumbuhan ekonomi regional DKI Jakarta masih akan tumbuh di kisaran 6 persen.
"Dampak banjir di awal tahun terhadap perekonomian Jakarta diprakirakan minimal dengan memperhatikan historis banjir pada beberapa tahun sebelumnya," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (6/1/2019).
Menurut Diana, dukungan pertumbuhan positif ini merupakan hasil dari konsumsi rumah tangga yang tetap resilien, investasi yang mulai positif, dan konsumsi pemerintah yang membaik.