Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakar Sebut PSBB Tak Efektif Tanpa Hal Ini

Seiring dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah perlu terus menambah kapasitas tes swab Covid-19 akibat Virus Corona. Jika tidak, hasilnya periode pandemi virus Corona di Indonesia tetap panjang.
Warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan di Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan di Jakarta, Selasa (7/4/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Seiring dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pemerintah perlu terus menambah kapasitas tes swab Covid-19 akibat Virus Corona.

Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI), Tri Yunis Miko Wahyono, menjelaskan bahwa hal tersebut mengacu pada pemodelan skenario dari FKM UI.

Skenario tersebut mengungkap bahwa mulai Maret sampai April 2020, apabila tak ada intervensi apapun dari pemerintah, kasus Covid-19 bisa tembus 2,5 juta secara nasional.

Sementara apabila intervensi dilakukan secara ringan atau berupa imbauan, jumlah bisa berkurang menjadi sekitar 2 juta. Sementara apabila lebih ketat, maka bisa lebih ditekan hingga 1,5 juta.

"Kalau yang berat seperti PSBB dan karantina itu 500.000 kasus. Sekarang ini 50 persen kasus ada di Jakarta, berarti berpotensi menghadapi sekitar 250.000 kasus," ungkapnya kepada Bisnis, Kamis (9/4/2020).

Oleh sebab itu, menurut pria yang masuk ke tim ahli Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 nasional maupun daerah DKI Jakarta ini, kemampuan screening pasien positif Covid-19 adalah kunci.

"Jadi walaupun sudah menerapkan PSBB, kalau kemampuan tes dan deteksi kita hanya sedikit, tidak dilakukan seperti Korea Selatan, seperti tes massal, kita tetap akan panjang (periode pandemi)," jelasnya.

Menurut Tri, sebenarnya opsi penjagaan ketat perbatasan Jakarta semacam lockdown juga akan berdampak besar, "Tapi karena tidak mungkin dilakukan, maka optimalkan PSBB yang diiringi dengan screening sebanyak mungkin warga yang berkegiatan di Jakarta."

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun mengaku terus mendorong agar ketersediaan kapasitas tes swab dan Polymerase Chain Reaction (PCR) semakin banyak lagi.

Terkini, Kementerian Kesehatan baru menunjuk tiga laboratorium di wilayah DKI Jakarta yang sanggup melayani pemeriksaan spesimen Covid-19.

Di antaranya, Laboratorium Kesehatan Daerah DKI Jakarta, Lembaga Biologi Molekuler Eijkman wilayah DKI Jakarta, dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan wilayah kerja di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Universitas Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Andya Dhyaksa
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper