Bisnis.com, JAKARTA – Data Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menunjukkan bahwa mayoritas mobilitas masyarakat selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) didominasi untuk pergi bekerja.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan bahwa hal ini merupakan hasil survei road side interview (RSI) yang dilakukan jajarannya sejak dimulainya PSBB tahap I yang berakhir pada 23 April, hingga 10 hari pertama PSBB tahap II.
"Maksud perjalanan terbesar tercatat untuk bekerja dengan persentase 47,80 persen. Disusul kegiatan lain 38,5 persen, belanja 10,54 persen, dan aktivitas kesehatan 3,61 persen," ujarnya ketika dikonfirmasi Bisnis pada Selasa (5/5/2020).
Proporsi jenis kendaraan yang digunakan masyarakat untuk berpindah melewati jalanan Ibu Kota selama PSBB ini, masih didominasi sepeda motor sebanyak 61,07 persen, sementara mobil 38,93 persen.
Syafrin menjelaskan lebih lanjut bahwa dari mobilitas masyarakat yang bekerja tersebut, jenis pekerjaan sebagai karyawan swasta menjadi yang terbanyak dengan persentase 38,54 persen. disusul pekerjaan lain 32,78 persen, wiraswasta 19,32 persen, kemudian pegawai negeri sipil (PNS) yakni 5,07 persen.
Selama PSBB, kendaraan pribadi memang masih boleh beroperasi dengan pembatasan penumpang kapasitas penumpang, sesuai amanat Peraturan Gubernur No 33/2020 tentang Pedoman PSBB dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19 di wilayah DKI Jakarta.
Namun demikian, Syafrin mengungkap bahwa sejak PSBB dimulai pada 10 April 2020, volume kendaraan pribadi tercatat turun daripada masa pembatasan ekstrem pada 23 Maret sampai 9 April, imbauan work from home (WFH) pada 16 - 22 Maret, dan sebelum ada pembatasan akibat pandemi Covid-19.
"Selama PSBB rata-rata volume lalu lintas kendaraan per hari ada di kisaran 164.000. Turun jauh daripada sebelum Covid-19 merebak, karena volume lalu lintas di Jakarta itu berada di kisaran 346.000 kendaraan per hari. Saat WFH masih berupa imbauan, volume lalu lintas memang turun tapi masih di angka 255.000, kemudian ketika pembatasan ekstrem di angka 201.000 kendaraan per hari," jelasnya.
Masyarakat bisa ikut mengawasi volume lalu lintas, kepadatan kendaraan, bahkan peta wilayah densitas di laman corona.jakarta.go.id.
Data pemantauan mobilitas penduduk selama PSBB ini diambil dari kurang lebih 1.500 CCTV di DKI Jakarta yang tersebar di 44 Kecamatan dan diproses melalui teknologi kecerdasan buatan.