Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Epidemiolog UI: Angka Reproduksi Virus Corona di Jakarta Kembali Naik Jadi 1,01

Angka reproduksi efektif (Rt) virus corona di Ibu Kota, telah naik kembali menjadi 1,01. Artinya, satu orang yang terinfeksi telah menularkan kasus ini kepada satu orang lainnya.
Dosen Statistik Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita
Dosen Statistik Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono. JIBI/Bisnis-Nancy Junita

Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono, mengingatkan warga Jakarta meningkatkan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Virus Corona.

Sebabnya, angka reproduksi efektif (Rt) Virus Corona di Ibu Kota, telah naik kembali menjadi 1,01. Artinya, satu orang yang terinfeksi telah menularkan kasus ini kepada satu orang lainnya.

"Angka reproduksi virus di DKI masih naik turun," kata Pandu saat dihubungi, Kamis (2/7/2020).

Sebelumnya Anies sempat mengumumkan bahwa Rt di DKI berada di bawah satu, yakni 0,99 saat ingin menerapkan kebijakan masa transisi new normal.

Pada akhir Juni lalu, Anies juga mengumumkan kembali bahwa Rt virus menurun menjadi 0,98.

Menurut Pandu, masih naik turunnya angka reproduksi tersebut yang membuat Pemerintah DKI memperpanjang fase pertama pembatasan sosial berskala besar atau PSBB transisi selama 14 hari hingga 16 Juli mendatang.

PSBB transisi fase pertama telah dimulai sejak 5 Juni lalu.

"Perpanjangan masa transisi kemarin itu belum masuk fase dua. Sebab, angka reproduksi virusnya belum stabil karena masih naik turun."

Selain itu, hasil kajian tim Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang dipimpinnya juga menemukan adanya penurunan indikator pelonggaran dari awalnya berada di angka 76 menjadi 71. Indikator pelonggaran itu terdiri dari tiga unsur, yakni data epidemiologi, kesehatan masyarakat dan fasilitas kesehatan.

Hasil kajian mereka, kata Pandu, terjadi penurunan indikator pelonggaran dari unsur fasilitas kesehatan dari awalnya 100 persen menjadi 83, kesehatan masyarakat dari 70 menjadi 54. Sedangkan, indikator epidemiologi tetap di angka 75.

Pandu menjelaskan menurunnya angka pelonggaran fasilitas kesehatan terjadi karena banyak tenaga kesehatan yang sakit terpapar Covid-19. Sehingga banyak fasilitas kesehatan yang tidak berjalan karena kekurangan tenaga medis.

"Kalau nanti sembuh indikator fasilitas kesehatan bisa naik kembali," ujar dia.

Sedangkan, indikator kesehatan masyarakat menurun karena banyak yang abai terhadap protokol kesehatan selama masa transisi kemarin.

 "Kalau dihitung angkanya di bawah 50 persen. Artinya masyarakat mulai tidak mematuhi protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak," ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper