Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbukti, 15 Persen Warga Jakarta Rela Tertular Virus Corona demi Penghasilan

Menurut Sulfikar, dari keseluruhan data responden yang valid sebanyak 154.471, 16 persen di antaranya menganggap faktor ekonomi lebih penting daripada kesehatan.
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Surveyor dari Social Resilience Lab Nanyang Technological University, Sulfikar Ami mengatakan, ada sekelompok warga DKI Jakarta yang rela tertular Virus Corona penyebab Covid-19 demi penghasilannya tidak terganggu.

Hal tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh lembaganya bersama Lapor Covid-19 dengan tajuk Persepsi Risiko Warga DKI Jakarta pada New Normal.

Menurut Sulfikar, dari keseluruhan data responden yang valid sebanyak 154.471, 16 persen di antaranya menganggap faktor ekonomi lebih penting daripada kesehatan.

Ketika ditanya seberapa besar Anda rela tertular Covid-19 agar penghasilan tidak terganggu, kata Sulfikar, ada 15 persen responden yang menjawab rela tertular.

 “Ini menjadi satu poin penting karena ketika ada sekelompok orang yang rela tertular maka mereka akan menjadi kelompok yang akan membawa virus ini ke mana-mana,” kata Sulfikar dalam konferensi pers daring yang diunggah di akun YouTube Lapor Covid-19 dikutip pada Senin (6/7/2020).

Tingkat Penghasilan

Sulfikar menjelaskan, responden yang rela tertular Covid-19 untuk menjaga penghasilannya ada di setiap kelompok profesi. Namun, responden yang rela itu paling banyak berada di kelompok pekerja harian, lalu pekerja di lembaga nonprofit, serta mereka yang tidak memiliki pekerjaan.

Dalam pertanyaan seberapa besar penghasilan berkurang karena pendemi Covid-19, Sulfikar menyebut sebanyak 33 persen responden menjawab cukup besar, 17 persen besar, dan 26 persen sangat besar.

Sisanya, 9 persen menjawab tidak ada dan 14 persen menjawab kecil.

“Dampak ekonomi akibat pandemi sangat luar biasa dilihat dari data-data ini,” ucap dia.

Survey Nanyang Technological University bersama Lapor Covid-19 itu dilakukan pada rentang waktu 29 Mei-20 Juni 2020. Jumlah responden yang terkumpul, kata Sulfikar, adalah 206.550 orang dengan data valid sebanyak 154.471.

Survei tersebut menggunakan metode quota sampling dengan variabel penduduk per-kelurahan.

“Kami melakukan survei ini dengan data berbasis kelurahan karena kami menganggap kelurahan adalah suatu unit yang paling visible untuk menganalisa perilaku warga pada level komunitas,” ucap Sulfikar.

Sulfikar menjelaskan, dalam survei itu, sebanyak 61 persen responden berjenis kelamin perempuan, 37 persen laki-laki, dan sisanya memilih untuk tidak menjawab.

Adapun kelompok usia paling besar adalah milenial dengan rentang usia 36-45 tahun.

Untuk pekerjaan, kata Sulfikar, 43 persen responden berprofesi sebagai ibu rumah tangga. 23 persen pegawai swasta, dan 9,98 persen pekerja harian.

Sisanya, kata dia, adalah mahasiswa, Pegawai Negeri Sipil (PNS), pengangguran, dan pekerja lembaga nonprofit.

Secara tingkat pendidikan, Sulfikar mengatakan 57 persen responden adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) lalu diikuti oleh kelompok bergelar sarjana, lulusan Sekolah Menengah Pertama, lulusan sekolah dasar, dan terakhir bergelar pascasarjana.

“Ini refleksi demografi di Jakarta secara keseluruhan,” ucap Sulfikar.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Tempo.Co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper