Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengubah ketentuan Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) menjadi Corona Likelihood Metric (CLM) untuk keluar masuk Jakarta.
Kepada Bisnis, Kamis (16/7/2020), epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan perubahan SIKM menjadi CLM tak efektif membendung penyebaran Virus Corona di Jakarta.
Tri Yunis yang menjabat sebagai Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, ini mengatakan saat SIKM diberlakukan tidak ada pengaruhnya bagi penambahan jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta.
Tak akan ada bedanya ketika diganti dengan CLM.
“Sekarang DKI Jakarta mengambil kebijakan PSBB transisi, ini rancu, jadi mau diberikan izin keluar masuk kayak apa ya nggak akan efektif,” ujarnya, Kamis (16/7/2020).
Menurutnya, PSBB di Jakarta lebih seperti pelonggaran sosial berskala besar.
Baca Juga
“Kalau lebih longgar ya malah bisa nambah kasus terus, tidak akan berhenti. Akhir bulan ini bioskop mau dibuka. Makin-makin deh nanti, dihitung lah 1.000-an kasus se-Indonesia per hari, buat setahun 3,6 juta kasus total, ya nggak apa-apa, lah,” sindirnya.
Pada Senin (13/7/2020) kasus Covid-19 di DKI bertambah 281 kasus, Selasa (14/7/2020) 268 kasus, Rabu (15/7/2020) 260 kasus, dan Kamis (16/7/2020) menembus 312 kasus.
Melihat tambahan jumlah kasus tersebut, ia merekomendasikan agar Indonesia ditutup. Pasalnya, saat ini makin banyak kasus Covid-19, namun PSBB malah dilonggarkan, semua industri kembali berjalan.
Aplikasi CLM
Pada aplikasi CLM, ada beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh masyarat untuk mendapat penilaian otomatis terkait indikasi kesehatan masyarakat dalam melakukan perjalanan di dalam atau keluar DKI Jakarta.
Melalui penilaian pribadi itu, jika dinyatakan aman akan langsung mendapat rekomendasi aman untuk melakukan perjalanan. Tetapi, jika tidak, sistem akan merekomendasikan yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan.
Dengan demikian, masyarakat tidak diwajibkan untuk menyertakan dokumen hasil rapid test dan swab Virus Corona sebelum melakukan perjalanan.