Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, kasus baru Covid-19 di DKI hari ini, Senin (29/7/2020), bertambah 548 orang, maka total menjadi 20.469 orang.
Anies mengatakan hal itu saat webinar Salat Iduladha dan Kurban di Masa Pandemi, Senin (29/7/2020).
Menurut Anies, akhir-akhir ini, rata-rata tambahan kasus baru Covid-19 yang disebabkan Virus Corona 400 orang, dan pada hari ini tembus 548 orang.
“Sore ini diumumkan, jumlahnya persisnya kasus baru Covid-19 ada 584 orang. Kenapa di DKI jumlah kasusnya tinggi?” ujar Anies.
Dia menjelaskan bahwa Pemprov DKI mengambil strategi mencari orang-orang yang terpapar Virus Corona, lalu diisolasi untuk diputus rantai penularannya.
Bila DKI Jakarta ingin angka kasus Covid-19 rendah atau kecil, maka Pemprov DKI tidak akan melakukan tes Virus Corona, namun wabah tak akan turun.
Baca Juga
“Dilakukan tes sebanyak mungkin, mencari orang-orang yang positif terpapar Virus Corona. Jika orang tanpa gejala, maka melakukan isolasi mandiri, jika berisiko diminta isolasi di rumah sakit,” kata Anies.
Dia menambahkan tes Virus Corona ditargetkan minimal 10.000 orang seminggu, namun Pemprov DKI Jakarta melakukan 40.000 tes seminggu. Dari hasil tes ditemukan 6,3 persem positif terinfeksi Corona.
Berdasarkan data corona.jakarta.go.id, jumlah kasus Covid-19 secara kumulatif di DKI pada Minggu (28/7/2020) sebanyak 19.885 orang.
Dengan perincian 1.848 orang dirawat, 12.373 orang sembuh, 795 orang meninggal, dan 4.869 orang menjalani isolasi mandiri.
Klaster Perkantoran
Adapun Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 membeberkan klaster perkantoran di wilayah DKI Jakarta menyumbang kasus terkonfirmasi positif Covid-19 sebesar 459 orang atau sekitar 3,60 persen sejak pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi fase I pada 4 Juni lalu.
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah menuturkan klaster perkantoran berada di urutan keenam penyumbang terbesar keseluruhan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 yang dapat dilacak di wilayah DKI Jakarta hingga akhir Juli ini.
“Kita haru paham klaster perkantoran menyumbangkan sekitar 3,6 persen kasus terkonfirmasi positif Virus Corona di DKI Jakarta selama PSBB transisi ini,” kata Dewi saat memberi keterangan pers secara virtual, pada Rabu (29/7/2020).
Ihwal kasus yang melonjak di klaster perkantoran itu, dia menegaskan, disebabkan karena adanya penelusuran aktif atau active case findings (ACF) dari tim surveilans Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Berdasarkan data milik Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dia mengatakan, terdapat 3.567 kasus atau sekitar 28 persen berasal dari hasil penelusuran aktif.
“Dari ACF itu dilanjutkan dengan penelusuran kotan erat dengan total kasus 3.694 kasus atau sekitar 29 persen selama PSBB transisi,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, jika data Covid-19 masih bergerak seperti saat ini maka pihaknya bakal tetap memperpanjang PSBB transisi fase I.
Malahan, dia mengungkapkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga memiliki rencana untuk kembali memberlakukan PSBB jika data Covid-19 memburuk dengan adanya peningkatan kasus Covid-19 yang signifikan.
“Tapi kalau semakin memburuk tidak mustahil kembali ke PSBB,” kata dia.