Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PSBB Jilid II, Epidemiolog Minta Pedagang Kaki Lima Tetap Buka

Pemulihan ekonomi bagi masyarakat kelas bawah perlu dipertimbangkan karena banyak dari mereka yang tidak mendapat bantuan pemerintah.
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga memadati kawasan pedagang kaki lima di Pasar Tanah Abang saat penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta, Minggu (17/5/2020). Meski pertokoan di Pasar Tanah Abang tutup karena PSBB, menjelang hari lebaran kawasan tersebut dipadati pedagang kaki lima yang berada di gang-gang dekat pasar. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah DKI Jakarta dianggap perlu mempertimbangkan agar pedagang kaki lima tetap diperbolehkan berjualan selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia (UI) Syahrizal Syarif mengatakan pemulihan ekonomi bagi masyarakat kelas bawah perlu dipertimbangkan. Pasalnya, mereka banyak yang tidak mendapat bantuan pemerintah.

"Harus ada evaluasi. Pedagang kaki lima yang hidup cari makan hari itu, sepanjang kita nggak bantu harus dipertimbangkan untuk dibuka," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (11/9/2020).

Kendati demikian, dia menyatakan tetap harus ada catatan. Para pedagang kaki lima, imbuhnya, wajib mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak, dan rajin mencuci tangan.

Syarif menyebut pemberlakuan PSBB yang lalu dampaknya terhadap penurunan kasus tidak begitu signifikan karena hanya membatasi pergerakan di jalan.

Untuk mengurangi penularan virus Corona, dia mengatakan yang terpenting adalah mengubah perilaku masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

"Melaksanakan PSBB ketat, harus ada suasana yang berbeda. Walaupun saat ini kenyataannya situasinya sangat mengkhawatirkan," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper