Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Musim Hujan Diprediksi Akhir Oktober, Begini Persiapan DKI Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis perkiraan resmi yang menyatakan musim penghujan bakal mulai berlangsung pada akhir Oktober 2020.
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta meningkatkan kemampuan pengendalian banjir/Dok.-Humas Pemprov DKI Jakarta
Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta meningkatkan kemampuan pengendalian banjir/Dok.-Humas Pemprov DKI Jakarta

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus meningkatkan kemampuan pengendalian banjir menyusul prediksi yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan musim penghujan bakal mulai berlangsung pada akhir Oktober 2020.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi DKI Jakarta, Juaini Yusuf menyampaikan saat ini pihaknya memiliki 3 jenis pompa untuk pengendalian banjir, yaitu Pompa Stasioner, Pompa Mobile, dan Pompa Apung.

Dia mengatakan pihaknya memiliki 487 unit pompa stasioner yang tersebar di 178 lokasi. Lokasi Pompa Stasioner tersebut umumnya berada di dekat sungai, waduk, maupun pintu air.

Ketika tinggi muka air meningkat, Pompa ini akan bekerja langsung untuk memompa air menuju sistem drainase yang lebih besar. Menurut Juaini, kondisi Pompa Stasioner 90 persen dalam keadaan baik.

"Sisanya masih dalam perbaikan. Untuk pompa yang kondisinya baik pun secara rutin kami lakukan pengecekan agar pompa dapat bekerja secara optimal pada saat musim hujan," kata Juaini melalui keterangan resmi, Senin (12/10/2020).

Selain pompa statisioner, dia mengungkapkan, pihaknya juga telah menyiapkan penambahan sekitar 10 unit pompa mobile pada tahun ini.

"Saat ini kami telah mempunyai 160 unit pompa mobile dengan kapasitas hingga 400 liter per detik. Jumlah tersebut akan bertambah sekitar 10 unit. Pompa mobile tersebut diprioritaskan untuk lokasi seperti Kali Betik, Muara Angke dan Teluk Gong, serta lokasi rawan genangan lainnya," tuturnya.

Kemudian yang teranyar, Dinas SDA saat ini memiliki 65 unit Pompa Apung yang telah disebar ke lima wilayah DKI Jakarta. Di mana masing-masing wilayah mendapatkan 13 Pompa Apung.

"Meski ukurannya lebih kecil dan bentuknya lebih sederhana, daya sedot Pompa Apung cukup besar, yakni mencapai 50 liter per detik. Kami berharap Pompa Apung ini dapat semakin memaksimalkan penanganan banjir di seluruh wilayah DKI Jakarta," kata dia.

Sementara itu, pengerukan secara masif juga masih terus dilakukan di sungai, waduk, embung dan situ yang ada di DKI Jakarta melalui program Gerebek Lumpur. Tak hanya mengerahkan alat berat, pembersihan lumpur dan sampah juga dilakukan di saluran-saluran mikro secara manual oleh Satgas Dinas SDA.

Gerebek Lumpur sendiri secara masif telah dilakukan di dua lokasi dengan mengerahkan hingga 3 kali lipat alat berat. Pada tahap pertama telah dilaksanakan di Waduk Ria Rio, Jakarta Timur pada 21 September 2020 lalu, dengan menggunakan 15 unit ekskavator.
Selanjutnya tahap kedua telah dilakukan di Kali Baru Barat segmen Jl. Dr Saharjo, Setiabudi, Jakarta Selatan pada 30 September 2020.

"Ini merupakan program berkelanjutan yang telah dilakukan sejak Maret 2020 dan akan berakhir pada Desember 2020. Program Gerebek Lumpur ini bertujuan untuk memaksimalkan daya tampung saluran dan kali, sehingga diharapkan dapat mencegah luapan air dari kali dan saluran ke permukiman warga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper