Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara soal jumlah pengangguran di Ibu Kota yang mencapai 527.780 orang selama pandemi Covid-19.
Menurut Anies, fenomena lonjakan angka pengangguran itu disebabkan karena berkurangnya kegiatan usaha di Ibu Kota akibat pandemi Covid-19. Dia mengakui Pemerintah Provinsi DKI belum berhasil mengendalikan tingkat penularan Covid-19 di tengah masyarakat dengan optimal.
“Karena lapangan kerja tersedia, yang berkurang itu tingkat kegiatannya. Jakarta itu bukan menciptakan lapangan kerja, tetapi mengembalikan kegiatan perekonomian,” kata Anies di gedung DPRD DKI Jakarta pada Jumat (6/11/2020).
Dia menegaskan ketika pandemi Covid-19 di DKI Jakarta terkendali maka angkatan kerja yang terpaksa menggagur dapat kembali terserap. Di sisi lain, perekonomian pun kembali pulih.
“Karena krisis yang muncul di sektor perekonomian bukan semata-mata karena salah hitung investasi, ada kegiatan perekonomian yang salah. Tapi lebih side efect dari kesehatan,” kata dia.
Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat terjadi penambahan angka pengangguran di wilayah DKI Jakarta sebanyak 251 ribu orang pada bulan Agustus 2020.
Total, berdasarkan data yang dihimpun BPS DKI Jakarta, jumlah penggaguran di Ibu Kota mencapai 572.780 orang.
Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan dari jumlah itu, sekitar 175.890 orang memilih menganggur lantaran takut tertular Covid-19.
“Orang-orang yang menggangur, tidak mencari penghasilan memutuskan untuk menjadi penggaguran karena takut Covid-19 itu ada 175.890 orang. Bisa jadi, dia tadinya adalah seorang pedagang keliling tetapi adanya physical distancing takut tertular Covid-19 memutuskan untuk berhenti bekerja,” kata Buyung melalui keterangan virtual pada Kamis (5/11/2020).
Sementara itu, ada sekitar 396.890 orang menggagur dengan berbagai faktor.
“Yang bekerja pada Agustus itu ada 4,65 juta orang atau turun 177 ribu dengan jumlah penggaguran sebesar 572 ribu atau bertambah 251 ribu orang,” kata dia.