Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini Yusuf menuturkan pihaknya baru mulai mengerjakan infrastruktur banjir tahun depan.
Sisa tahun 2020 ini, Juaini menuturkan pihaknya fokus pada pengerukan sejumlah waduk, sungai, situ dan saluran air di Ibu Kota.
“Sedangkan untuk fisik, pembangunan polder, waduk segala macam, itu akan kita kerjakan di tahun 2021, pada awal tahun. Akhir tahun ini, sekitar November, Desember proses lelangnya, pada bulan Januari atau Februari 2021, kalau ada pemenang lelangnya baru kita kerjakan karena kan multiyears, 5 tahun nggak masalah begitu,” kata Juaini melalui sambungan telepon pada Rabu (11/11/2020).
Selain itu, proyek tahun depan juga bakal fokus pada peningkatan pembuatan drainase vertikal yang pada tahun ini baru terealisasi sekitar tiga ribu unit. Padahal, target yang dicanangkan sebesar lima ribu unit.
“Itu yang sekarang lagi kita kerjakan ditambah dengan pembuatan drainase vertikal, yang sekarang lagi digenjot di lima wilayah,” ujarnya.
Di sisi lain, Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta Zita Anjani membeberkan ruang terbuka hijau atau RTH yang dimiliki Ibu Kota baru mencapai 9,98 persen.
Baca Juga
Angka tersebut masih terpaut jauh dari target RTH yang dipatok sebesar 30 persen.
“Saya yakin Pemprov tahu RTH kita hanya 9,98 persen, padahal yang dibutuhkan untuk menyerap air di Ibu Kota sebesar 30 persen,” kata Zita melalui keterangan tertulis, Rabu (11/11/2020).
Dia menyebut, sumur resapan yang dimiliki Pemerintah Provinsi DKI Jakarta baru tersedia 1.772 dari 1,8 juta titik yang ditargetkan.
“Tentu itu hal yang mustahil untuk menghilangkan genangan dalam 6 jam,” katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan bencana banjir tidak bakal terhindarkan jika curah hujan di wilayah Ibu Kota berada di atas 100 milimeter (mm) per hari. Hal itu terkait dengan fenomena La Nina pada akhir 2020.
Pendapat itu diutarakan Anies saat memimpin Apel Kesiapsiagaan Menghadapi Musim Hujan Tingkat Provinsi DKI Jakarta di Lapangan Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Rabu (4/11/2020) pagi.
“Sistem drainase kota Jakarta memiliki ambang batas, rata-rata memiliki kapasitas maksimal untuk menampung 100 mm hujan per hari. Rata-rata, ada yang 50 mm, ada 70 mm, ada 120 mm, ada 150 mm tergantung kawasannya. Tapi rata-rata sekitar 100 mm,” kata Anies.