Bisnis.com, JAKARTA - Proyek Integrasi Tarif dan Pembayaran Antarmoda Jabodetabek yang telah dicanangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo sejak 15 Juli lalu telah mencapai kemajuan aktivitas persiapannya hingga saat ini.
Berdasarkan kajian konsultan internasional KPMG, Systra, SSEK dan Surveyor Indonesia, para penyelenggara transportasi publik di Jakarta yaitu MRT Jakarta, Transjakarta, LRT Jakarta, KAI Commuter dan Railink Bandara Soekarno-Hatta yang bergabung di JakLingko Indonesia telah berhasil meluncurkan dokumen dan proses sosialisasi Request for Information (RFI) kepada para calon mitra strategis.
Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengatakan undangan Request for Information (RFI) mendapatkan tanggapan positif dari para pelaku industri pembayaran, dengan diterimanya pendaftaran sekitar 83 calon mitra strategis yang terdiri dari perusahaan nasional dan perusahaan internasional.
"Penjelasan RFI dilakukan dalam rapat daring dengan para calon mitra tersebut dilakukan pada hari Senin lalu (30/11/2020) dan dihadiri oleh semua calon yang terdaftar dengan pendampingan fasilitasi dari konsultan KPMG," ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (2/12/2020).
Dia menjelaskan bahwa rara calon mitra strategis mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan dokumen respon terhadap RFI hingga hari Jumat (11/12/2020).
Sesuai dengan rencana proyek, tahapan selanjutnya adalah penerbitan Request for Proposal (RFP) yang direncanakan pada akhir bulan Desember 2020.
Semua tahapan ini on track sesuai dengan jadwal rencana kerja untuk menyediakan layanan pembayaran terintegrasi antarmoda Transportasi Jakarta kepada seluruh pengguna layanan angkutan umum pada Triwulan III tahun 2021 nanti.