Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria atau Ariza mengatakan, bahwa banjir yang merendam permukiman warga Cipinang Melayu, Jakarta Timur, adalah buntut dari pengurukan tanah untuk pembuatan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) pada awal tahun 1960.
Akibat pengurukan tanah itu, kawasan Cipinang Melayu yang kini ditinggali warga terlanjur menjadi kubangan. Konsekuensinya, kontur tanah di kawasan itu menjadi relatif rendah, jika dibandingkan daerah lainnya.
“Waktu bangun GBK kan diuruk tanah diambil dari sana, di antaranya dari Kalibata dan sebagainya, diuruk sehingga lahan yang dikeruk menjadi kubangan,” kata Ariza di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Menanggapi kontur tanah yang rawan banjir itu, Ariza membeberkan, pihaknya berencana membangun rumah susun sederhana sewa alias rusunawa atau rumah susun sederhana milik (rusunami).
“Di antaranya konsep yang sudah pernah kami sampaikan di situ nanti harus dibangun rusunawa rusunami sehingga bawahnya kosong. Ketika kemarau jadi basement, jadi tempat bermain. Ketika hujan, banjir, jadi tempat tampungan air,” kata dia.
Banjir merendam permukiman warga di Cipinang Melayu, Jakarta Timur, akibat luapan Kali Sunter, pada Rabu (14/4/2021) hingga Kamis dini hari.
Baca Juga
Menurut petugas PPSU Cipinang Melayu, Agus, bahwa banjir yang merendam permukiman itu terjadi karena intensitas hujan tinggi sejak kemarin sore yang mengakibatkan Kali Sunter meluap.
"Akibat hujan di hulu. Sekarang sudah mulai surut," kata Agus di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
Seorang warga terdampak banjir Yati mengatakan air luapan Kali Sunter mulai menggenangi permukimannya pada Rabu (14/4/2021) sekitar pukul 18.30 WIB.
Akibat luapan Kali Sunter tersebut, permukiman di rumahnya digenangi air setinggi hingga satu meter. Dia pun terpaksa harus mengungsi sementara ke kantor RW setempat sambil menunggu air surut.
"Ini sudah tiga kali selama tahun 2021," ujar Yati.