Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melonjak Drastis! Permintaan Ambulans Gawat Darurat di Jakarta Gara-Gara Omicron

Kepala Unit Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyampaikan bahwa lonjakan kasus Omicron berdampak pada kenaikan permintaan ambulans.
Ambulans dibutuhkan untuk menolong pasien yang gawat darurat./Istimewa
Ambulans dibutuhkan untuk menolong pasien yang gawat darurat./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Kepala Unit Ambulans Gawat Darurat (AGD) Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Winarto menyampaikan bahwa lonjakan kasus Omicron berdampak pada kenaikan permintaan ambulans.

Menurut dia, panggilan untuk menggunakan ambulans melonjak menjadi 573 panggilan. Padahal, panggilan penggunaan ambulans pada Desember 2021 hanya berada di angka 72.

“Kalau dibanding di bulan November-Desember 2021 itu kebetulan angka kasusnya lagi turun banget ya. Nah ketika di bulan Januari, memang sudah mulai bergerak naik, terutama mungkin pada saat informasi varian Omicron ya,” ujarnya, Sabtu (29/1/2022).

Meski begitu, Winarto menuturkan bahwa pasien yang diangkut oleh ambulans tersebut tidak semuanya menunjukkan gejala parah. Ada beberapa pasien ringan yang juga diangkut ambulans meski bergejala ringan.

“Walaupun mmg ada beberapa di kami gejala ringannya tetap harus diantar pake ambulan kami karena kan omicron kasus yang baru,” ucapnya.

Kasus Covid-19 Indonesia sendiri tercatat mengalami penambahan 9.905 kasus dengan DKI menyumbang jumlah kasus terbanyak dengan total 4.558 pada Jumat (28/1/2022).

Sejak lonjakan beberapa terakhir ini berdampak pula pada keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit di Jakarta saat ini mencapai 45 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia, dikutip dari keterangan resmi, Kamis (27/1/2022) mengatakan BOR masih dalam kategori aman hingga angka 60-70 persen.

Jika melebihi batas itu, kata dia, perlu langkah khusus menambah tempat tidur isolasi.

"Tapi tetap kita lihat dan kalau memang jumlah tempat tidur Covid-19 perlu ditambah, maka kita tambah tentu dengan melakukan penyesuaian RS-nya, kemudian pengaturan area RS untuk full Covid-19 dengan yang campur, walau area perawatannya beda. Kita lihat semua aspek," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper