Bisnis.com, JAKARTA – Curah hujan tinggi yang melanda Jakarta dan sekitarnya sejak Senin (7/7/2025) bersamaan dengan fenomena pasang maksimum air laut memicu meluasnya banjir di sejumlah wilayah Jakarta.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta hingga Selasa (8/7/2025) pukul 09.00 WIB, tercatat sebanyak 67 rukun tetangga (RT) masih tergenang air dengan ketinggian yang bervariasi.
Fenomena ini dipengaruhi Peringatan Dini Banjir Pesisir (rob) yang dikeluarkan BMKG untuk periode 4–13 Juli 2025. Rob terjadi akibat pasang maksimum air laut yang bertepatan dengan fase Perigee—saat bulan berada pada jarak terdekatnya dengan bumi—dan fase Bulan Baru, yang meningkatkan tinggi muka air laut, terutama di pesisir utara Jakarta.
Sementara itu, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat sejak Senin dini hari juga membuat sejumlah sungai di Jakarta meluap, memperburuk kondisi di daratan.
Kondisi ini tercermin dari peningkatan status sejumlah pintu air dan pos pantau di Jakarta. Pintu Air Pasar Ikan tercatat dalam status Siaga 2 pada pukul 14.00 WIB, menandakan ancaman rob yang signifikan di wilayah pesisir.
Di sisi lain, Pos Pantau Angke Hulu yang semula berada pada status Waspada atau Siaga 3 sejak pukul 05.00 WIB naik ke Siaga 2 pada pukul 20.00 WIB, dan terus meningkat menjadi Siaga 1 atau Bahaya pada pukul 22.00 WIB.
Baca Juga
Situasi serupa juga terjadi di Pos Pantau Sunter Hulu, yang naik ke Siaga 2 pada malam hari. Bendung Katulampa pun terpantau berada pada status Siaga 3 sejak pukul 19.00 WIB, menandakan potensi limpasan air dari hulu Ciliwung.
Selain itu, Pintu Air Manggarai dan Pintu Air Karet juga berada dalam status Siaga 3 pada malam hari, dan Pintu Air Karet kemudian naik menjadi Siaga 2 pada pukul 22.00 WIB. Kenaikan status ini menggambarkan meningkatnya volume air yang mengalir dari wilayah hulu ke tengah kota, memperbesar potensi banjir.
Genangan pun tercatat di beberapa wilayah Jakarta. Di Jakarta Barat, terdapat 12 RT yang masih terendam dengan ketinggian antara 30 hingga 80 cm. Genangan di wilayah ini banyak disebabkan luapan Kali Angke, Kali Cengkareng, Kali Semanan, hingga Kali Gebyuran, serta curah hujan tinggi yang mengguyur sejak Senin pagi.
Rawa Buaya menjadi salah satu titik dengan ketinggian genangan tertinggi, mencapai hingga 80 cm. Di Kelurahan Kembangan Utara, ketinggian air mencapai 60 cm, sedangkan di wilayah seperti Kedaung Kali Angke dan Kembangan Selatan, ketinggian genangan tercatat antara 30 hingga 40 cm.
Jakarta Selatan turut terdampak cukup signifikan dengan total 23 RT tergenang. Di Kelurahan Bangka, genangan mencapai ketinggian 80 cm akibat luapan Kali Mampang.
Di Pela Mampang, genangan setinggi 60 cm melanda 9 RT. Sementara di Kuningan Barat, air setinggi 30–50 cm merendam 6 RT akibat luapan Kali Krukut.
Luapan Kali Ciliwung juga menyebabkan genangan setinggi 30 cm di Kelurahan Rawa Jati, sementara di Jati Padang, air mencapai 70 cm akibat luapan PHB GG Saiman yang tidak mampu menampung debit air hujan.
Jakarta Timur menjadi wilayah dengan jumlah RT terdampak paling banyak, yakni 30 RT. Genangan tertinggi tercatat di Kelurahan Cililitan dengan ketinggian air mencapai 160 cm, dipicu luapan Kali Ciliwung yang melintasi kawasan padat penduduk tersebut.
Di Bidara Cina, sebanyak 14 RT tergenang dengan ketinggian hingga 80 cm. Sementara di Kampung Melayu, genangan setinggi 60 cm tercatat di 4 RT. Wilayah lain seperti Cawang dan Balekambang juga terdampak, meskipun dengan ketinggian genangan yang relatif lebih rendah.
Sementara itu, di Jakarta Utara, meskipun jumlah RT terdampak lebih sedikit, yakni hanya 2 RT di Kelurahan Kapuk Muara, ketinggian air tercatat cukup signifikan, yakni 65 cm. Genangan di wilayah ini terutama disebabkan kombinasi curah hujan tinggi dan rob yang terjadi di pesisir.
Kondisi ini memaksa sebagian warga untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. BPBD mencatat ada enam titik lokasi pengungsian aktif, antara lain Masjid Al Ridwan dan Musholla Sabili di Kelurahan Jati Padang yang masing-masing menampung 35 dan 40 jiwa, serta Masjid Al Mujahidin di kelurahan yang sama yang menampung hingga 140 jiwa.
Selain itu, terdapat juga pengungsian di Mushola Al Inayah, Pejaten Barat yang menampung 60 jiwa, Masjid Al Jabar di Pondok Labu dengan 11 jiwa, dan Masjid Alfudhola di Kedaung Kali Angke yang menampung 35 jiwa.
Selain berdampak pada permukiman warga, genangan juga melanda infrastruktur jalan di tiga ruas utama di Jakarta Barat, yakni Jl. Adi Karya di Kedoya Selatan dengan ketinggian air sekitar 40 cm, Jl. Bojong Indah Raya di Rawa Buaya dengan ketinggian 30 cm, serta Jl. Raya Daan Mogot KM 11 di Kedaung Kali Angke yang tergenang setinggi 20 cm. Sementara itu, BPBD juga melaporkan bahwa genangan di tiga RT di Kelurahan Pejaten Timur, Jakarta Selatan telah surut.
Dalam rangka penanganan cepat, BPBD DKI Jakarta bersama unsur Dinas Sumber Daya Air, Dinas Bina Marga, dan Dinas Gulkarmat mengerahkan petugas untuk memantau kondisi lapangan, melakukan penyedotan genangan, dan memastikan saluran air berfungsi normal. Aparatur kelurahan dan kecamatan turut dilibatkan untuk mengkoordinasikan bantuan serta menyiapkan kebutuhan dasar bagi warga terdampak. BPBD menargetkan seluruh genangan dapat surut dalam waktu dekat.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD DKI Jakarta mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan berhati-hati menghadapi potensi genangan susulan, terutama bagi warga yang bermukim di daerah rawan banjir dan dekat bantaran sungai.
Apabila menghadapi keadaan darurat, warga diminta segera menghubungi nomor darurat 112 yang beroperasi 24 jam secara gratis. Informasi lebih lanjut dan pembaruan resmi dapat diakses melalui kanal resmi BPBD DKI Jakarta seperti X (@BPBDJakarta), Instagram (@bpbddkijakarta), Facebook (BPBD DKI Jakarta), serta saluran Whatsapp dan Telegram (@bpbddkijakarta).