Bisnis.com, JAKARTA - Jumlah total kasus positif Covid-19 di Jakarta nyaris menembus 1 juta kasus. Mengutip data Dinas Kesehatan DKI Jakarta, total kasus Covid-19 di Ibu Kota tercatat mencapai 993.652 kasus per Senin, 7 Februari 2022.
Angka tersebut berdasarkan penambahan terakhir, Senin (7/2), dengan kasus harian Covid-19 terkonfirmasi sebanyak 12.683 kasus.
Angka tersebut turun jika dibandingkan dengan hari sebelumnya, Minggu (6/2) di mana jumlah yang terkonfirmasi melonjak hingga 15.825 kasus, dan dari Sabtu (5/2) sebanyak 17.774 kasus.
Untuk kasus sembuh, Dinkes DKI Jakarta mencatatkan total ada 905.285 orang. Kemarin, pasien Covid-19 yang sembuh bertambah 5.328 orang. Angka kesembuhan ini turun dari hari sebelumnya yaitu 8.386 kasus.
Selain itu, Jakarta mencatatkan total kematian akibat Covid-19 sebanyak 13.832 kasus. Kemarin terdapat 38 kasus meninggal dan hari sebelumnya ada 27 kasus meninggal akibat Covid-19.
Sementara itu, sebanyak 10.013.120 orang sudah menerima suntikan vaksin dosis kedua. Untuk vaksin pertama, Pemprov DKI sudah menyuntikkan ke sebanyak 12.147.669 orang.
Sementara itu, untuk vaksinasi Covid-19 dosis ketiga total yang sudah diberikan sebanyak 796.341. Terdiri atas tenaga kesehatan 78.773 orang, dan umum 717.568 orang.
Untuk mengendalikan lonjakan kasus Covid-19 akibat varian Omicron di Jakarta, pemerintah telah menaikkan level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dari level 2 ke level 3.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan bahwa wilayah aglomerasi Jabodetabek naik status dari PPKM Level 2 menjadi Level 3.
Selain Jabodetabek, Luhut menyebut Bali, Bandung Raya dan DI Yogyakarta juga naik statusnya menjadi PPKM Level 3 pada periode perpanjangan PPKM mulai 8-14 Februari 2022.
"Kami sampaikan level asesmen saat ini aglomerasi Jabodetabek, Yogyakarta, Bali, Bandung Raya akan ke Level 3 [PPKM]" kata Luhut dalam konferensi pers, Senin (7/2/2022).
Luhut yang juga merupakan Koordinator PPKM di wilayah Jawa-Bali ini menegaskan bahwa perubahan level PPKM di Jabodetabek ini bukan karena tingginya kasus konfirmasi Covid-19, tapi karena rendahnya tracing.