Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

71 Anak Idap Gagal Ginjal Akut di DKI Jakarta, 40 Meninggal 15 Sembuh

Dinkes DKI menyebutkan ada 71 kasus gagal ginjal anak di DKI Jakarta, 40 meninggal 15 sembuh.
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan awak media di Balai Kota di Jakarta, Rabu (19/10/2022). JIBI/Bisnis-Pernita Hestin Untari
Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menjawab pertanyaan awak media di Balai Kota di Jakarta, Rabu (19/10/2022). JIBI/Bisnis-Pernita Hestin Untari

Bisnis.com, JAKARTA—  Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia mengungkapkan bahwa ada 40 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.

Adapun sejauh ini secara total anak yang terserang penyakit tersebut mencapai 71 orang di Ibu Kota. 

“Dari 71 anak yang sudah terdiagnosis gagal ginjal akut ini kita lihat anak yang masih dalam perawatan ada 16 orang kemudian yang sudah sembuh ada 15 orang dan memang yang berakhir meninggal ada di 40 anak,” kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/10/2022).

Dwi menambahkan bahwa data tersebut merupakan gabungan dari kasus Januari sampai dengan 19 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB. Adapun peningkatan terjadi di bulan Agustus September dan Oktober

“Kemudian kalau dilihat dari jenis kelaminnya maka anak laki-laki lebih banyak daripada anak perempuan,” katanya.

Dwi mengatakan tidak semua anak merupakan domisili Jakarta, tetapi mereka dirawat di fasilitas kesehatan di Ibu Kota. Adapun dari 71 kasus, 39 di antaranya berdomisili DKI Jakarta. Sementara ada 16 yang tinggal di Jawa Barat. “Ada 9 yang domisili di Banten kemudian juga ada masing-masing satu orang dari Jawa Timur dan Riau dan ada Lima anak yang masih dilengkapi datanya,” imbuhnya.

Dwi pun kemudian meminta masyarakat untuk waspada terkait penyakit tersebut. Dia juga meminta orang tua untuk melakukan pencegahan agar anak tidak mudah terinfeksi penyakit.

“Termasuk penting untuk menjaga kesehatan, cuci tangan sebelum makan atau mengkonsumsi makanan dan minuman, dan memilih makanan yang dimasak sempurna, kemudian juga mengurangi jajan apalagi jajanannya kita tidak yakin kebersihannya kesehatannya,” paparnya.

Dia juga meminta kepada orang tua untuk memeriksakan anaknya ke faskes terdekat apabila mengalami gejala termasuk demam.

Serta mewaspadai berkurangnya frekuensi atau jumlah air seni. “Kalau anak berkurang secara signifikan buang air kecilnya dalam 24 jam, maka perlu diperiksakan apalagi kalau sampai tidak ada produksi air seni sama sekali dalam 12 jam  maka itu sudah harus menjadi tanda segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan jangan sampai menunggu ada tanda kedaruratan. Misalnya badan bengkak, kemudian penurunan kesadaran, atau sampai sesak nafas itu jangan sampai tunggu sampai muncul,” tandasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper