Bisnis.com, JAKARTA - Penjabat (Pj.) Heru Budi Hartono berharap kasus gagal ginjal akut pada anak di Jakarta tidak bertambah.
Adapun, berdasarkan laporan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta ada 71 anak menderita penyakit tersebut.
“Mudah-mudahan tidak bertambah, kemarin sekitar 71-an anak,” kata Heru di Lapangan Monas, Jakarta Pusat, Senin (24/10/2022).
Heru menambahkan bahwa tidak semua anak tersebut berdomisili di Jakarta. Namun, beberapa di antaranya dirawat di fasilitas kesehatan (faskes) di Jakarta.
“Ada yang dari Bekasi dan lain-lain, tetapi tentunya kita tetap melayani,” katanya.
Dia pun kemudian mengimbau masyarakat khususnya para orang tua untuk menjaga kesehatan anak-anak mereka sehingga terhindar dari penyakit gagal ginjal akut.
Baca Juga
Menurutnya, menjaga asupan gizi anak dan diperkuat dengan vitamin akan menghindarkan dari penyakit tersebut.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan ada 40 anak meninggal dunia akibat gagal ginjal akut.
“Dari 71 anak yang sudah terdiagnosis gagal ginjal akut ini kita lihat anak yang masih dalam perawatan ada 16 orang kemudian yang sudah sembuh ada 15 orang dan memang yang berakhir meninggal ada di 40 anak,” kata Dwi dalam konferensi pers virtual, Kamis (20/10/2022).
Dwi menambahkan bahwa data tersebut merupakan gabungan dari kasus Januari sampai dengan 19 Oktober 2022 pukul 08.30 WIB.
Dwi pun meminta masyarakat untuk waspada terkait penyakit tersebut. Dia juga meminta orang tua untuk melakukan pencegahan agar anak tidak mudah terpapar penyakit.
“Termasuk penting untuk menjaga kesehatan, cuci tangan sebelum makan atau mengkonsumsi makanan dan minuman, dan memilih makanan yang dimasak sempurna, kemudian juga mengurangi jajan apalagi jajanannya kita tidak yakin kebersihannya kesehatannya,” paparnya.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan hasil uji cemaran Etilen Glikol yang ditemukan pada obat sirup belum bisa dipastikan sebagai penyebab utama gagal ginjal akut.
"Temuan itu belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut," tulis BPOM dalam pernyataannya.