Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Sejarah Tanah Abang, Tukang Afdruk Kilat Banyak Bantu Warga

Pada tahun 1950-1970 tukang afdruk kilat paling banyak dicari oleh warga sekitar Tanah Abang (Tenabang) Jakarta Pusat.
Sholahuddin Al Ayyubi
Sholahuddin Al Ayyubi - Bisnis.com 01 April 2023  |  16:47 WIB
Sejarah Tanah Abang, Tukang Afdruk Kilat Banyak Bantu Warga
Untuk memudahkan warga menggunakan transportasi integrasi antarmoda, PT Transjakarta berkolaborasi dengan PT MRT Jakarta (Perseroda), PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah melakukan penataan kawasan transit di Tanah Abang, Jakarta Pusat. - beritajakarta.id

Bisnis.com, JAKARTA - Pada tahun 1950-1970 tukang afdruk kilat paling banyak dicari oleh warga sekitar Tanah Abang (Tenabang) Jakarta Pusat. Pasalnya, tukang afdruk kilat itu banyak membantu warga Tenabang untuk membuat foto Kartu Tanda Penduduk (KTP), foto pernikahan, foto sunatan hingga foto bayi sembari tengkurap.

Pada pertengahan tahun 1950, tercatat ada satu toko potret yang berlokasi di Jalan Kebon Jati, Pasar Tenabang dan satu lagi di dekat Pasar Karet Tenabang. Kedua toko tersebut adalah milik warga China. Pada masa itu, jarang sekali warga yang memiliki kamera karena harga yang mahal dan jumlah yang beredar tidak banyak.

Menurut buku Tenabang Tempo Doeloe karya Abdul Chaer (2017), peralatan foto yang digunakan masih berupa kamera besar yang ditaruh di atas tripod. Kemudian jika ingin memotret, tukang afdruk kilat bakal memasukkan kepalanya ke dalam selembar kain yang menutupi kamera besar itu.

Kemudian, jika ada pasangan pengantin yang ingin mengabadikan foto pernikahannya, biasanya para mempelai akan diantar menggunakan delman untuk pergi ke toko potret yang ada di Kebon Jati atau Pasar Karet.

Selanjutnya, di ruang foto sudah disiapkan banyak lampu yang terang-berderang karena kekuatan lensa kamera dulu belum sebaik kamera sekarang.

Biasanya, tukang afdruk kilat tersebut baru buka lapaknya menjelang sore hingga tengah malam dan orang yang ingin difoto harus membawa film negatif.

Sayangnya, memasuki tahun 1970 tukang afdruk kilat sudah mulai tergeser posisinya oleh tukang foto keliling atau biasa disebut tukang foto amatir, ditambah lagi teknologi sudah semakin maju dan tukang afdruk kilat tidak mampu mengupgrade kamera miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

tanah abang dki jakarta walikota jakarta pusat Pemprov DKI
Editor : Nancy Junita

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    Terpopuler

    Banner E-paper
    back to top To top