Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Libur Lebaran Berakhir, Kualitas Udara Jakarta Kembali Terburuk di Dunia

Kualitas udara DKI Jakarta menjadi yang terburuk di dunia pada Selasa (2/5/2023) usai libur Lebaran.
Sejumlah kendaraan bermotor melintasi Jalan Gatot Subroto di Jakarta, Rabu (11/8/2021). Menurut Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta, polusi udara Jakarta memburuk pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Juli 2021 karena melampaui baku mutu polusi udara harian sebesar 55 ?g/m3 untuk kandungan partikulat berukuran di bawah 2,5 mikrometer atau meningkat empat hingga enam kali lipat dibanding Juni 2021 (berdasarkan status Baku Mutu Udara Ambient PM 2,5 di stasiun pemanta
Sejumlah kendaraan bermotor melintasi Jalan Gatot Subroto di Jakarta, Rabu (11/8/2021). Menurut Koalisi Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta, polusi udara Jakarta memburuk pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejak Juli 2021 karena melampaui baku mutu polusi udara harian sebesar 55 ?g/m3 untuk kandungan partikulat berukuran di bawah 2,5 mikrometer atau meningkat empat hingga enam kali lipat dibanding Juni 2021 (berdasarkan status Baku Mutu Udara Ambient PM 2,5 di stasiun pemanta

Bisnis.com, JAKARTA — Kualitas udara DKI Jakarta menjadi yang terburuk di dunia pada Selasa (2/5/2023). Penurunan kualitas udara di Jakarta terjadi lantaran peningkatan aktivitas masyarakat Ibu Kota usai libur Lebaran 2023 berakhir. 

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh IQ Air, Jakarta memiliki indeks kualitas udara yang mencapai angka 151 pada Selasa (5/2/2023) pukul 12.00 WIB.

Hal ini menandakan bahwa kualitas udara di Jakarta berada di zona merah atau kondisi udara yang tidak sehat bagi semua kelompok. 

Sementara itu, PM2.5 menjadi jenis polutan yang saat ini mendominasi di Jakarta. Pada hari ini, konsentrasi PM2.5 berada 16,3 kali lipat di atas ambang batas nilai panduan kualitas udara tahunan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO.) 

Adapun, PM2.5 merupakan polutan yang berasal dari jenis bahan pencemar, yang terdiri dari berbagai campuran kompleks partikel seperti asap, debu, kotoran, dan cairan yang ditemukan di udara dalam ukuran yang kecil.

Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh WHO, PM2,5 diketahui dapat menyebabkan berbagai jenis gangguan saluran pernafasan seperti kanker paru-paru, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), serta kardiovaskular.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper