Bisnis.com, JAKARTA — Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI bekerja sama dengan Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI memastikan Jakarta aman dari bakteri antraks yang menular di hewan ternak.
Kepala Dinas KPKP Suharini mengatakan, kerja sama dengan Dinkes DKI dilakukan untuk memastikan hewan potong yang nantinya masuk ke Jakarta bebas antraks.
“Hewan ternak yang tertular tidak boleh dipotong, harus langsung dikuburkan, jadi kami tidak bisa jalan sendiri, makanya kita perlu bekerja sama,” ujar Suharini kepada wartawan, Senin (10/7/2023).
Strategi lainnya untuk mencegah adanya antraks, Dinas KPKP juga bekerja sama dengan daerah-daerah yang memasukan hewan ternak ke Jakarta, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung. Nantinya hewan ternak yang masuk dipastikan steril dari virus tersebut.
“Kesepakatan yg dilakukan adalah hewan ternak yang masuk ke DKI jakarta harus punya surat keterangan kesehatan hewan,” jelasnya.
Seperti diketahui, virus antraks kini menjadi perhatian masyarakat. Dinas KPKP mengimbau masyarakat Jakarta untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan, tidak hanya kesehatan ternak aja.
Baca Juga
“Jadi tidak hanya kesehatan ternak, tapi manusia dan juga lingkungan,” jelasnya.
Dengan adanya pencegahan tersebut, Dinas KPKP berharap tidak ada hewan ternak yang masuk ke Jakarta terkena bakteri antraks.
Bakteri antraks dikabarkan telah menular ke hewan ternak yang berada di Gunung Kidul, Yogyakarta, dan menyebabkan korban meninggal.
Peneliti Institute of Development for Economic and Finance (Indef), Rusli Abdullah menyebut kasus penyakit antraks di Gunung Kidul, Yogyakarta beresiko menimbulkan kerugian lebih besar dari wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Pasalnya, selain menular pada hewan ternak, kasus antraks di Gunung Kidul juga menular ke manusia hingga menelan korban jiwa.
Laporan Kementerian Kesehatan menemukan tiga warga meninggal dunia terindikasi antraks setelah diketahui sempat menyembelih dan mengonsumsi daging hewan ternak yang terinfeksi bakteri antraks.
"Ini kalau tidak diantisipasi kerugiannya bisa melebihi PMK karena hewan kena [penyakit antraks], manusia juga kena. Kerugiannya bisa double," ujar Rusli.
Rusli menekankan agar pemerintah gerak cepat dalam mencegah penyebaran penyakit antraks ke wilayah lainnya. Karantina hewan hingga lalu lintas ternak di setiap wilayah, kata dia perlu memperketat pemeriksaan.
Di sisi lain, pemerintah juga perlu segera melakukan penelusuran ihwal sumber utama penyebab antraks pada hewan di Gunung Kidul.
Jika penyakit antraks masuk melalui pakan ternak, Rusli mengimbau agar segera dilakukan penelusuran sumber pakan tersebut.