Bisnis.com, JAKARTA — Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono berharap investasi ke Jakarta semakin meningkat saat nanti tidak lagi menjadi ibu kota negara.
Dia menjelaskan beberapa fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, salah satunya adalah investasi yang masuk ke Jakarta harus bertambah seiring transformasi menjadi kota global.
“Harus lebih semarak, investasi harus bertambah sebagai kota global,” ujar Heru di Monas dalam perayaan HUT ke-78 Kemerdekaan RI, Kamis (17/8/2023).
Tidak hanya investasi, Heru juga meminta Pemprov DKI untuk dapat memperkuat sektor pariwisata, pendidikan, dan olahraga.
Seperti diketahui, guna menggenjot investasi Jakarta, Pemprov DKI telah menggelar Jakarta Investment Forum (JIF) dengan menawarkan 21 proyek kepada calon investor, dimana total nilai mencapai Rp300 triliun.
Head of Jakarta Investment Centre Tona Hutauruk mengatakan, Jumlah proyek yang ditawarkan Pemprov DKI tersebut meningkat dibandingkan 2022, hanya sebanyak 15 proyek. Namun, Tona belum dapat membeberkan berapa dana segar yang diperoleh dari program tahun lalu.
Baca Juga
“Gelaran tahun ini dan 2022 sebenarnya tidak bisa dibandingkan karena jumlah proyeknya berbeda. Tahun lalu ada 15 proyek, tahun ini ada 21 proyek, dan sektornya juga beda, jadi tidak bisa dibandingkan,” jelasnya.
Dia melanjutkan, pada tahun ini, Pemprov DKI mengundang sejumlah kamar dagang untuk hadir seperti dari Belanda, Jepang, dan Korea Selatan. Aksi ini merupakan bentuk proaktif Pemprov DKI untuk melakukan pendekatan terhadap investor.
“Dari awal tahun kami memang sudah proaktif melakukan pendekatan dan bekerjasama dengan beberapa kedutaan-kedutaan besar untuk menawarkan proyek-proyek yang sesuai dengan sektor yang diminati,” jelasnya.
Pada kesempatan yang berbeda, Executive Director Cellios Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, sektor properti masih menjadi daya tarik investor di Jakarta, hanya saja properti yang diminati akan berbeda tipe.
"Kalau di IKN karena lahannya luas mungkin landed house atau rumah tapak yang lebih diminati, tapi kalau di Jakarta bangunan vertikal," ujar Bima usai menghadiri FGD hasil survei yang diselenggarakan di Wisma Bisnis Indonesia.
Bangunan vertikal yang dimaksud seperti apartemen rusunawa yang masih akan tetap menarik bagi investor karena Jakarta ke depan masih akan tetap menjadi pusat ekonomi, disamping itu Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI juga tengah merancang Jakarta menjadi kota global.