Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mencatat realisasi investasi penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing pada semester I/2023 tembus Rp79,5 triliun.
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta Benni Aguscandra mengatakan, berdasarkan data BKPM RI, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) Provinsi DKI Jakarta pada semester I/2023 sebesar Rp40,6 triliun atau menyumbang 12,9 persen dari total realisasi PMDN secara nasional.
“PMDN DKI Jakarta menempati urutan pertama dalam realisasi PMDN di Indonesia,” ujar Benni dalam keterangan resmi, Minggu (3/9/2023).
Selanjutnya, realisasi investasi penanaman modal asing (PMA) Provinsi DKI Jakarta sepanjang semester I/2023 mencapai US$2,6 miliar atau sekitar Rp38,9 triliun. Angka ini berkontribusi sebesar 10,7 persen dari total realisasi PMA secara nasional.
“Dengan demikian secara kumulatif, realisasi investasi PMDN dan PMA DKI Jakarta sepanjang Januari-Juni 2023 mencapai total Rp79,5 triliun,” jelasnya.
Menurut Benni, tiga sektor dengan kontribusi terbesar terhadap capaian PMDN dan PMA DKI, yakni transportasi, gudang, dan telekomunikasi dengan nilai Rp29,11 triliun atau menyumbang 37 persen.
Baca Juga
Kemudian, sektor jasa lainnya sebesar Rp15,89 triliun atau menyumbang 20 persen, terakhir sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran sejumlah Rp11,16 triliun atau berkontribusi 14 persen.
Seiring pencapaian tersebut, Pemprov DKI juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2023 sebesar 5,13 persen. Angka ini meningkat 0,18 persen dibandingkan kuartal sebelumnya yang berada di angka 4,95 persen.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan, meningkatnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada kuartal II/2023 didorong oleh meningkatnya mobilitas masyarakat, serta banyaknya penyelenggaraan berbagai event, baik skala nasional maupun internasional di DKI Jakarta.
“Pertumbuhan ekonomi ini tentunya ini didukung oleh mobilitas dan juga aktivitas masyarakat Jakarta dan juga mulai banyaknya event-event nasional maupun internasional,” jelasnya.
Lebih lanjut, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta terutama bersumber dari kinerja konsumsi rumah tangga, investasi, dan konsumsi pemerintah.
Secara terperinci, kontribusi konsumsi rumah tangga mencapai 63 persen, kemudian investasi sekitar 33,3 persen, terakhir adalah konsumsi pemerintah sekitar 13 persen terhadap share pertumbuhan ekonomi Jakarta.
Selain itu, Arlyana menyebut, meningkatnya pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta juga disertai dengan laju inflasi yang masih terkendali.
“Di bulan Juli 2023 inflasi Jakarta bisa terkendali, sekitar 2,81 persen dan ini menurun dibandingkan dengan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen, angka ini di bawah inflasi nasional yang sebesar 3,08 persen sehingga kita optimistis dapat terus menjaga kendali inflasi pada level yang rendah dan stabil,” jelasnya.