Bisnis.com, JAKARTA -- Mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia saling 'berbalas pantun' mengenai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta, Ridwan Kamil (RK) - Suswono, yang mencoblos di Jawa Barat.
RK-Suswono adalah pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju alias KIM Plus. Kendati maju di Pilkada Jakarta, keduanya tercatat masih berdomisili dan menggunakan hak suaranya di Jawa Barat.
Adapun Anies Baswedan menyindir Ridwan Kamil yang menjadi peserta Pilkada DKI Jakarta, tetapi tidak memiliki hak suara di Jakarta.
Tidak hanya Ridwan Kamil, Suswono juga sempat disindir oleh Anies karena Suswono merupakan warga Jawa Barat namun boleh mencalonkan diri di Pilkada Jakarta.
"Tapi unik di Pilkada ini pesertanya pada nyoblos di Jakarta gak nih semua? Loh bener dong, yang ikut dan yang dukung nyoblosnya di Jakarta," tuturnya.
Anies mengaku heran ada warga provinsi lain yang mencalonkan diri di Pilkada DKI Jakarta. Dia juga belum tahu bagaimana pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono bisa menyelesaikan masalah Jakarta, jika belum menjadi warga Jakarta.
Baca Juga
"Loh kalau enggak nyoblos di jakarta terus mau gimana. Gitu ya. Udah nanti kebanyakan," katanya.
Anies juga mengajak seluruh warga Jakarta untuk menentukan hak pilihnya. Menurut Anies, kesempatan menggunakan hak pilih harus dimanfaatkan dengan baik dan tidak boleh dilewatkan masyarakat Jakarta.
"Kita mengharapkan pada seluruh warga di Jakarta khususnya dan seluruh Indonesia mari kita manfaatkan kesempatan untuk menentukan kepemimpinan pemerintahan
Balasan Bahlil
Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia menilai bahwa jika calon gubernur Jakarta yang mencoblos di daerah lain tak melanggar aturan.
Bahlil merespons pernyataan eks gubernur Jakarta Anies Baswedan yang menyinggung soal Ridwan Kamil menjadi peserta Pilkada DKI Jakarta, tetapi tidak memiliki hak suara di Jakarta.
Menurut Bahlil, pernyataan itu tak mencerminkan pemimpin yang baik. Apalagi, tidak ada aturan yang dilanggar jika calon gubernur Jakarta tak memiliki hak suara di kota yang menjadi pusat ekonomi Indonesia itu.
"Kalau persoalan Pak RK [Ridwan Kamil] memilih di Jawa Barat, tidak di Jakarta. Di 2012, Pak Jokowi juga itu memilihnya tidak di Jakarta. Karena Pak Jokowi waktu jadi [calon] gubernur itu ber-KTP-nya Solo. Tapi kan tidak ada aturan yang dilanggar," jelasnya di Jakarta, Rabu (27/11/2024).
Pria yang juga menjabat menteri ESDM itu lantas mengingatkan bahwa seharusnya Anies lebih bijak. Sebab, intelektualitas itu harus dibarengi dengan cara berpikir juga yang bijak.
Bahlil lantas menyinggung bahwa Jokowi yang saat mencalonkan gubernur Jakarta pada 2012 lalu saja bisa menang, meski ber-KTP Solo.
"Dan Pak Jokowi jadi gubernur. Kita doakan Insya Allah jejak Pak Jokowi itu dapat diikuti oleh Pak RK," paparnya.