Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Galau Pramono soal Rencana IPO PAM Jaya

Pemprov Jakarta masih mempertimbangkan langkah strategis terkait rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PAM Jaya.
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025). JIBI/Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Jakarta Pramono Anung ketika ditemui di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2025). JIBI/Jessica Gabriela Soehandoko

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengakui masih mempertimbangkan langkah strategis terkait rencana penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) PAM Jaya.

Gubernur Jakarta Pramono Anung menyatakan pihaknya sedang mempertimbangkan apakah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) tersebut akan menggandeng mitra strategis terlebih dahulu sebelum melantai di bursa, atau langsung melakukan penawaran umum perdana (IPO) dahulu. 

“Problem utamanya adalah apakah sebelum IPO melakukan aliansi strategis atau IPO duluan. Nah itu yang kemarin kami dengan Pak Dirut sudah rapat secara detail saya belum memutuskan,” turur Pramono ketika ditemui di Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (6/5/2025). 

Meski demikian, Pramono tetap meminta agar PAM Jaya tidak takut untuk melakukan IPO jika memang nantinya sudah siap. 

“Dan itulah yang kemudian berulang kali saya katakan, saya mendorong BUMD Jakarta ini termasuk PAM Jaya untuk melakukan aliansi strategis atau kalau memang sudah siap pada saatnya harus berani untuk IPO,” terangnya. 

Lebih lanjut, Pramono menyebut berbagai alternatif tersebut muncul karena perusahaan tengah dikembangkan. Terlebih, PAM Jaya telah memiliki market yang sudah besar dengan memenuhi sebanyak 2 juta pelanggan atau sebesar 70% penduduk di Jakarta. 

“Artinya, secara leverage PAM Jaya itu sekarang sudah bisa dijual. Maka bisa dikerjasamakan. Nah apakah strateginya waktu sekarang ini untuk aliansi strategis atau sepenuhnya kemudian kita IPO-kan? maka dengan cara itu perlu kajian yang mendalam. Nggak boleh buru-buru,” pungkas Pramono.

Terlebih, Pramono percaya dan yakin jika BUMD diawasi oleh orang banyak atau secara publik, maka perusahaan tersebut akan menjadi lebih sehat. 

“Contohnya BNI, BRI, Mandiri, dan seterusnya. Yang sekarang ini pasti jauh lebih sehat,” jelasnya. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper