Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMPROV DKI: Proyek 6 Ruas Jalan Tol Diprotes Pakar dan Aktivis

Kebijakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota diprotes para pakar dan aktivis, dengan alasan transportasi massal lebih dibutuhkan di Ibu Kota, di mana pergerakan manusia mencapai 18 juta orang di siang hari.
Dari segi tata kota, proyek dengan dana Rp42 triliun ini juga dianggap merusak tata kota Jakarta. /Bisnis.com
Dari segi tata kota, proyek dengan dana Rp42 triliun ini juga dianggap merusak tata kota Jakarta. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA- Kebijakan Pemerintah provinsi DKI Jakarta untuk mempercepat pembangunan enam ruas jalan tol dalam kota diprotes para pakar dan aktivis, dengan alasan transportasi massal lebih dibutuhkan di Ibu Kota, di mana pergerakan manusia mencapai 18 juta orang di siang hari.

"Kami mendesak Basuki Tjahaja Purnama untuk mengoreksi kebijakan yang mendeklarasikan pembangunan 6 ruas jalan tol harus segera dilaksanakan. Menurut kami lebih baik Pemprov DKI fokus membenahi angkutan umum," ucap pakar kebijakan publik Universitas Indonesia Agus Pambagyo, Jumat (12/9/2014).]

Menurut Agus, saat ini angkutan massal seperti commuter line dan bus Transjakarta belum dimanfaatkan secara maksimal. Sebagai contoh, jumlah armada bus Transjakarta sekarang ini belum mencukupi. Dari total kebutuhan 1.300 unit, saat ini baru tersedia 700 bus, 200 unit di antaranya kondisinya kurang baik.

Hal tersebut mengakibatkan jumlah penumpang yang membludak dan waktu tunggu yang lama sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pengguna.

Walaupun dalam proyek tersebut direncanakan ada jalur untuk bus Tranjakarta, hal ini dinilai hanya akal-akalan para pengusaha dan pengembang untuk merayu pemprov DKI agar bisa membangun ruas jalan tol itu.

Dari segi tata kota, proyek dengan dana Rp42 triliun ini juga dianggap merusak tata kota Jakarta. Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menjelaskan fungsi sebuah kota adalah untuk manusia, bukan untuk kendaraan pribadi.

Dalam sebuah kota, idealnya luas ruang terbuka hijau adalah 30% dari luas wilayah. "Namun, ruang terbuka hijau di Jakarta saat ini baru sekitar 10%. Ini dikarenakan yang seharusnya untuk ruang terbuka hijau, digunakan untuk jalan," tutur Alfred.

Selain mengurangi lahan untuk ruang terbuka hijau, pembangunan jalan tol juga dinilai akan meningkatkan polusi yang mengancam kesehatan masyarakat dan mengurangi nilai estetika dari kota Jakarta itu sendiri.

Untuk diketahui, Ahok pada saat menjabat sebagai pelaksana tugas gubernur DKI mengintruksikan agar pembangunan 6 ruas jalan tol dalam kota harus segera dilaksanakan dalam rangka menyambut Asean Games 2018.

Proyek ini terdiri dari ruas Semanan-Sunter , ruas Sunter hingga Pulo Gebang, Duri Pulo hingga Kampung Melayu, Kemayoran- Kampung Melayu, Ulujami hingga Tanah Abang, dan Pasar Minggu hingga Casablanca.

Pembangunan enam ruas tol dalam kota ini dikerjakan oleh PT Jakarta Tollroad Development (JTD).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper