Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank DKI Berencana Beli Saham Bank NTT 20%

Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Bank DKI) telah menetapkan besaran saham Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) yang akan dibeli pada tahun depan.

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (Bank DKI) telah menetapkan besaran saham Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) yang akan dibeli pada tahun depan.

Direktur Keuangan Bank DKI Martono Suprapto mengatakan penentuan besaran tersebut berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.14/26/PBI/2012 Tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti, di mana bank dengan status BUKU II diizinkan melakukan penyertaan sebesar 15% pada lembaga keuangan di dalam negeri.
 
Sedangkan untuk membeli di atas 15%, harus naik menjadi BUKU III terlebih dahulu.
 
"Sesuai ketentuan, kami rencananya membeli maksimal 20% dari modal kami," ucapnya di Balai Kota, Rabu (26/11).
 
Seperti diketahui, saat ini Bank DKI berstatus BUKU II dan akan diberi suntikan modal oleh Pemerintah Provinsi DKI tahun depan agar dapat naik ke BUKU III.
 
Dalam Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) yang telah diserahkan ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI, besaran PMP untuk Bank DKI mencapai Rp1,5 triliun.
 
Martono menyatakan tidak tertutup kemungkinan porsi saham yang akan dibeli bertambah apabila Bank DKI dapat naik ke BUKU III.
 
"Bisa saja tambah porsinya kalau sudah naik ke BUKU III. Pembelian saham ini menjadi salah satu cara anorganik untuk meningkatkan pertumbuhan Bank DKI," lanjutnya.
 
Dirinya juga menjelaskan bahwa sebenarnya Bank DKI dapat naik ke BUKU III tanpa PMP dari Pemprov DKI apabila laba yang didapat tahun ini dapat naik dari tahun lalu. Modal inti yang dimiliki Bank DKI saat ini sekitar Rp4 triliun dan memerlukan kurang dari Rp1 triliun untuk dapat naik ke BUKU III.
 
Sedangkan laba Bank DKI tahun ini diperkirakan lebih dari Rp800 miliar atau naik dari laba tahun lalu sebesar Rp787 miliar.
 
Saat ini, lanjut Martono, pembelian saham tersebut masih dalam proses karena melibatkan antar pemilik bank. Selain itu, proses pembelian saham ini juga masih harus mendapatkan persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
 
Senada dengan Martono, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama mengatakan saham Bank NTT yang akan dibeli maksimal sebesar 20%.
 
"Maksimal 20% kita beli, tapi harus jadi BUKU 3 dulu. Tahun depan, kita suntik modal sampai Rp4 triliun," ujarnya.
 
Mantan Bupati Belitung Timur ini juga menargetkan Bank DKI akan menjadi bank BUKU 4 pada tahun 2016.
 
"2016 harus sudah BUKU 4, mesti kita suntik modalnya sampai Rp30 triliun, biar kayak BNI sama BCA," kata pria yang akrab disapa Ahok ini.
 
Sebelumnya, Bank NTT terbuka untuk melepas kepemilikan saham hingga 20% untuk diakuisisi oleh Bank DKI. Opsi akuisisi dinilai tepat untuk memperkuat modal Bank NTT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper