Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

20 GEPOK US$100: Ian Gigit Jari, Uang Rampokannya Kedaluwarsa

Dede Heriyan alias Ian, gagal mewujudkan impiannya menjadi jutawan karena uang hasil perampokan, penusukan dan pembakaran rumah di Pasar Minggu Jakarta Selatan, sudah kedaluwarsa alias tidak bisa ditukarkan.
Ilustrasi/kickerdaily.com
Ilustrasi/kickerdaily.com

Bisnis.com, JAKARTA - Dede Heriyan alias Ian, gagal mewujudkan impiannya menjadi jutawan karena uang hasil perampokan, penusukan dan pembakaran rumah di Pasar Minggu Jakarta Selatan, sudah kedaluwarsa alias tidak bisa ditukarkan.

Ian (36), mencuri 20 gepok uang dolar pecahan US$100. Dia sudah berusaha menukarkan uang itu ke dua tempat penukaran uang dan Bank Indonesia, namun ditolak. Uang itu ditaksir bernilai Rp3 miliar.

Menurut Ketua Asosiasi Pedagang Valas Indonesia, Muhammad Idrus, uang pecahan 1990-an memang semakin kecil nilainya.

"Prinsip di pasar valas itu sebetulnya semakin lama uang itu maka semakin rendah nilainya," kata Idrus.

Ia menuturkan nilai uang tersebut sangat bergantung pada pasar dan negara yang mengeluarkan. "Kebijakan untuk menentukan nilainya itu bukan di kita".

Dia mengaku tak dapat menaksir nilai dolar tersebut karena belum melihat bentuk fisiknya.

Ia mengatakan ada istilah dolar biru dan dolar putih dalam pasar valas. Dolar biru adalah keluaran dua tahun terakhir dan dolar putih adalah keluaran 2008-2010. "Dolar biru nilainya relatif lebih tinggi dari dolar putih".

Istilah lain adalah dolar kecil dan dolar besar. "Dolar kecil adalah dolar yang gambar kepalanya kecil. Ini pecahan lama dan dolar besar yang gambar kepalanya besar dan nilainya relatif lebih tinggi," ujarnya.

Selain soal tahun produksi, nilai uang ditentukan oleh pecahannya. "Kalau pecahan besar maka nilainya cenderung lebih besar ketimbang dolar yang pecahannya kecil. Bentuk uang yang masih mulus atau sudah ada lekukan pun, memiliki nilai berbeda," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Editor : Yusran Yunus
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper