Bisnis.com, JAKARTA - DKI Jakarta mencatatkan inflasi 0,05% pada September 2017.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta Thoman Pardosi mengatakan realisasi tersebut menyebabkan laju inflasi 2017 mencapai 2, 91% dan laju inflasi tahunan (yoy) 3,69%.
"Inflasi 0, 05% sepanjang September. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi nasional 0,13%," katanya, Senin (2/9/2019).
Thoman menuturkan tujuh kelompok pengeluaran yang diteliti, tiga terbesar yang mengalami inflasi adalah kelompok sandang 0,52%; kelompok makanan jadi, minuman, rokkk & tembakau 0,36%; serta kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar 0,30%.
Dari 461 komoditas yang didata BPS DKI, kelompok yang memberikan sumbangan inflasi di atas 0,02% di antaranya komoditas upah pembantu RT (0,0514%); emas perhiasan (0,0368%); dan nasi dengan lauk (0,0273%).
"Selain lebih rendah dari nasional, realisasi kali ini lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni 0,18%," ungkapnya.
Dari 82 kota yang diteliti 50 kota mengalami inflasi. Kota yang mengalami inflasi tertinggi adalah Kota Tual 1,59% dan kota yang mengalami inflasi terendah adalah Kota Depok dan Kota Mamuju 0,01%. Sementara deflasi tertinggi adalah Kota Manado 1,04% dan deflasi terendah adalah Kota Tembilahan 0,01%.
Jika dibandingkan dengan inflasi daerah satelit yang berada di sekitar DKI, Kota Bogor (0,59%), Kota Tangerang (0,32%), Kota Bekasi (0,26%), dan Kota Depok (0,01%). "DKI Jakarta menempati urutan 45 dari seluruh kota yang mengalami inflasi," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel