Bisnis.com, JAKARTA - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merilis buku berjudul "Kebijakan Ahok".
Meski Ahok tak bisa datang karena masih ditahan di Mako Brimob, Depok, acara tersebut justru dihadiri oleh orang-orang penting.
Berdasarkan pantauan Bisnis, hadir mantan Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi, dan Ketua Fraksi Nasdem Bestari Barus.
Terlihat juga tim sukses dan relawan Ahok-Djarot saat Pilkada DKI, misalnya Addie MS, Chicco Hakim, Ima Mahdiah, dan artis Kirana Larasati.
Bukan itu saja, hadir juga mantan pejabat dan Dirut BUMD DKI yang bekerja saat Ahok masih menjabat sebagai orang nomor 1 di Ibu Kota, yaitu mantan Kepala Dinas Kesehatan Koesmedy Priharto, Kepala Dinas Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk Dien Emmawati, dan mantan Dirut PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati.
Didampingi moderator, satu per satu dari mereka naik ke atas panggung untuk memberikan testimoni atau pengalaman mereka bekerja dengan Ahok di Balai Kota DKI beberapa tahun lalu.
Ketua DPRD DKI Prasetio Edi Marsudi mengaku baru mengenal sosok Ahok sekitar 2-3 bulan dilantik sebagai Wakil Gubernur mendampingi Joko Widodo. Menurutnya, Ahok merupakan sosok yang sangat pintar dan teliti memperhatikan APBD DKI secara detail.
"Pak Ahok bilang dana siluman di APBD DKI 2015 keras banget. Saya kasih tahu. Hok, lu ini hebat, tapi mulut lu enggak ada etikanya," katanya di Gedung Filateli, Jumat (16/8/2018).
Senada dengan Pras, mantan Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat mengatakan Ahok merupakan pekerja keras. Hampir semua hidupnya didedikasikan untuk bekerja. Namun, Ahok tak lebih dari manusia biasa yang punya kesalahan.
"Saya paling enggak suka kalau dia marah-marah di forum. Pilihan kata enggak tepat, emosi enggak terkontrol, ceplas-ceplos pula," ungkap politisi PDI Perjuangan tersebut.
Melalui surat yang ditulisnya, Ahok menuturkan buku "Kebijakan Ahok" ditulis dengan maksud agar semua kebijakan yang pernah saya ambil dan pikirkan ketika menjadi pejabat publik dapat menjadi pelajaran berharga untuk dipelajari maupun kritisi bersama dan bisa dipahami.
Dia berharap agar buku setebal 331 halaman itu mampu menjadi referensi bagi para pejabat publik, baik eksekutif hingga legislatif sebelum memutuskan kebijakan.
"Termasuk para calon anggota dewan dan kepala daerah yang ingin mengetahui kebijakan publik selama dia menjadi pelayan di DKI dapat mendapat masukan tambahan untuk kebijakan publik yang mereka ambil," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
