Bisnis.com, JAKARTA - Sumber kemacetan atau hambatan serius pada jalur distribusi dari dan ke pelabuhan Tanjung Priok dideteksi sekaligus di inventarisasi guna mencari jalan keluar mengurangi stagnasi barang dan peti kemas akibat tersendatnya kegiatan delivery melalui pelabuhan itu.
Inventarisasi tersebut juga akan disampaikan kepada instansi terkait dan seluruh pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Menurut pantauan melalui udara menggunakan Helikopter yang diilakukan rombongan manajemen Pelindo II Tanjung Priok dan juga diikuti Bisnis sejak siang hingga sore hari ini, Kamis (18/7/2013) ditemukan sejumlah titik rawan yang menjadi penyebab kemacetan di jalur distribusi Priok tersebut.
Dari arah timur (Bekasi dan Cakung Cilincing) yang menuju pelabuhan Priok, titik kemacetan terjadi sejak pintu utama Kawasan Berikat Nusantara (KBN) Cilincing hingga perputaran arah ke KBN Marunda. Mayoritas truk yang melintasi jalan tersebut adalah angkutan peti kemas kosong (empty) dari pabrik-pabrik di kawasan Bekasi, Cikarang, Jawa Barat dan sekitarnya yang hendak ke lokasi depo di kawasan marunda untuk mengembalikan peti kemas kosong.
Titik kemacetan selanjutnya yang berasal dari arah timur yakni berada di perempatan gate Terminal iKhusus Mobil (Car Terminal) Pelabuhan Tanjung Priok. Pada lokasi ini terjadi penyempitan lajur dari sebelumnya dua lajur kini tinggal satu lajur dengan posisi berbelok. Pada titik ini kendaraan berat dan truk pengangkut barang dan peti kemas terpaksa harus antre.
Masih dari arah Timur, titik kemacetan juga terjadi depan Pabrik Bogasari dan Kali Kresek yang mengalami penyempitan badan jalan akibat pembangunan akse toll langsung section E2-Cilincing-Jampea. Persis di depan Kali Kresek tersebut juga banyak kendaraan berat berputar arah sehingga menghambat arus lalu lintas dari arah sebaliknya.
Adapun dari arah barat, titik kemacetan terjadi di sepanjang jalan Martadinata, Ancol Jakarta Utara yang hendak memasuki pos 3 Pelabuhan Tanjung Priok. Kemacetan di jalur ini di picu banyak kendaraan yang berputar arah dari jalan Kemayoran maupun sebaliknya, kemudian kesemerawutan di terminal bis Tanjung Priok juga menjadi pemicu antrean kemacetan dari arah barat.
Adapun dari arah pusat kota (Mulai dari Cawang hingga Jalan Yossudarso) yang menuju Pelabuhan Tanjung Priok, kemacetan parah juga terjadi. Titik hambatan d jalur ini berada dii depan jalan Sunter, Kelapa Gading dan pintu tol Plumpang Semper Jakarta Utara.
Menurut pantauan udara tersebut, kemacetan yang terjadi dari berbagai arah penjuru pada akses keluar masuk pelabuhan itu juga berakibat kepadatan armada truk pengangkut barang dan peti kemas di dalam pelabuhan Priok.
“Kondisi ini mengakibatkan barang yang hendak distribusikan (delivery) keluar pelabuhan menjadi tersendat ketimbang barang yang masuk hasil bongkar dari kapal,” ujar Kepala Humas Pelabuhan Tanjung Priok Sofyan Gumelar, kepada Bisnis (18/7/2013).
Kondisi ini, kata dia, juga di perparah dengan banyaknya jalan rusak di jalur distribusi tersebut sehingga kendaraan berat atu truk peti kemas memperlambat lajunya yang menyebabkan kemacetan makin mengular.
Sementara itu, dihubungi per telpon, Ketua Organda Angkutan Khusus Pelabuhan, Jawa Barat, Muis Thantawi mengatakan dampak kemacetan di jalur distribusi Priok sangat berpengaruh pada ketersedian pasok bahan baku kegiatan industri di Jawa Barat dan sekitarnya.”Angkutan ekspor dari sini (Jawa Barat) juga terhambat akibat kemacetan tersebut,” ujarnya.
Namun Ketua Organda Angsuspek DKI Jakarta Gemilang Tarigan mengatakan, kini para Sopir truk sudah mulai jenuh dengan kemacetan yang tidak bisa terurai dan terjadi setiap hari di jalur distribusi pelabuhan Priok tersebut.
“Banyak Sopir nggak mau narik karena sudah jenuh dengan kondisi tersebut, soalnya dari Marunda ke Priok saja bisa lima jam saat ini,” ujarnya.
Hingga sore hari ini sampai berita ini dilaporkan kondisi akses priok dari semua arah masih mengalami kemacetan.
DERMAGA KAPAL ALTERNATIF
Sementara itu, antrean sejumlah kapal breakbulk dan peti kemas juga masih terlihat akibat tersendatnya pengeluaran barang (delivery) dan penuhnya lapangan lini satu atau sisi dermaga di pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.
General Manager Pelindo II Tanjung Priok Ari Henryanto mengatakan, pihaknya mempercepat penyiapan dua dermaga dan sekaligus pendukung lapangan penumpukannya untuk mengurangi antrean kapal breakbulk di pelabuhan Priok.
Kedua dermaga itu yakni dermaga 101 dan dermaga 102 pelabuhan Priok untuk menjadi pengganti melayani kapal-kapal jenis breakbulk yang sebelumnya di layani di terminal 3 Pelabuhan Priok.
“Saat ini terminal 3 sudah penuh karena menerima limpahan kapal dari JICT dan TPK Koja, karenanya perlu lokasi dermaga pengganti serta kesiapan lapangannya segera,” ujarnya kepada Bisnis (18/7/2013).
Ari mengatakan sebetulnya dermaga 101 dan 102 ditargetkan selesai persiapan lapangan penumpukannya dalam tiga bulan kedepan untuk mengantisipasi layanan kapal jenis breakbulk dan general kargo di pelabuhan Priok. “Tetapi kini kita didesak lebih cepat, sebab volume arus kapal peti kemas dan breakbulk terjadi peningkatan,” tuturnya.
Sebelumnya, Ketua INSA Jaya, C.Alleson mengatakan, antrean kapal di pelabuhan akibat tidak tersedianya lapangan dilini satu atau sisi dermaga terminal 3 pelabuhan Priok sehingga kapal tidak bisa melakukan bongkar.”Antrean kapal ini sudah terjadi sejak akhir pekan lalu,” ujarnya.