Bisnis.com, JAKARTA – Akhirnya Ustad Yusuf Mansur minta maaf dan mengakui kesalahannya dalam mengelola dana masyarakat yang dikumpulkannya hingga mencapai Rp42 miliar.
"Ane [saya] ngaku salah. Makanya ane mau perbaiki. Jika OJK [Otoritas Jasa Keuangan] meminta izin, Senin besok [22/7/2013] pagi-pagi ane datang," katanya dalam wawancara dengan TV One malam ini, Jumat (19/7/20130.
Ustad ini memang kontroversial lantaran mengumpulkan dana masyarakat tanpa izin dari pemerintah. Jemaah yang mengikuti pengajiannya diajak berinvestasi secara syariah.
Strategi jangka panjang yang diterapkan ustad itu adalah untuk menyejahterakan umat Islam dan warga negara Indonesia. Ia menilai kondisi perekonomian Indonesia yang tidak cukup memberikan kesempatan pada masyakarat luas untuk menikmati kue pembangunan. Itulah sebabnya ia tergerak untuk menerjuni dunia bisnis.
“Saya prihatin, orang–orang pada ngumpulin duit, disimpan di bank, tetapi duitnya dikasih konglomerat untuk bangun properti. Akan tetapi umat yang nabung itu tidak punya saham, digusur pula tanahnya,” ujarnya.
Menurut dia, mestinya masyarakat pemilik tanah bukannya digusur tetapi diajak sebagai mitra bisnis sehingga mereka juga menjadi pemilik perusahaan. "Itu salah satu cara mengajak umat menjadi pengusaha."
Setidaknya ada tujuh bisnis yang menjadi incaran ustad asli Betawi ini.
1. Membangun hotel dan apartemen di Bandara Soekarno-Hatta.“Jemaah haji kan jadi gampang kalau mau ibadah, tidak usaha jauh–jauh dari bandara jika mau terbang ke Jeddah.”
2. Membeli tanah 4,7 Ha di sekitar Bandara Soetta untuk pengembanan bisnis properti lebih lanjut.
3. Membeli stasiun televisi yang bertujuan untuk syiar agama Islam dan memberdayakan umat.
4. Membeli saham Bank Muamalat Indonesia.
5. Membeli saham Bank Mutiara.
6. Membeli puluhan hektare sawah di Sukabumi, Jawa Barat, untuk memperkuat pangan. Ini strategi dalam swasembada pangan.
7. Memberi perusahaan penerbangan untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara yang masih relatif minim di Indonesia.