Bisnis.com, JAKARTA - Sebuah studi yang dilakukan oleh Sekretariat Asean di Ibu Kota negara anggota baru - baru ini menunjukkan sebanyak 76% masyarakat kurang memahami keberadaan organisasi Asean.
Survey yang melibatkan 2.200 orang menunjukkan 3 dari 4 orang (76%) kurang memahami tentang Asean dan peranannya. Namun berdasarkan survei yang dilakukan oleh Benny dan Kamarulnizam pada 2011 di Indonesia menunjukkan persepsi yang lebih optimis.
"Studi tersebut menunjukkan bahwa orang-orang Indonesia memiliki pemahaman yang tinggi mengenai keberadaan Asean, fungsi dan tujuannya," ujar Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo di sela-sela pembukaan Meeting of The Governors/Mayors of The Capitals of Asean di Jakarta, Rabu (18/9/2013).
Orang Indonesia, lanjut Jokowi, memiliki pemahaman yang baik tentang peranan Asean, begitu juga tentang pentingnya membangun hubungan yang saling menguntungkan antara Indonesia dan negara Asean lainnya.
Berdasarkan survei tersebut, sekitar 80% belum pernah mendengar atau membaca tentang Masyarakat Ekonomi Asean dan latar belakangnya. Bahkan di Jakarta yang merupakan lokasi sekretariat Asean hanya sedikit orang dan para pebisnis yang paham dan tertarik secara politik dengan konsep Masyarakat Ekonomi Asean.
Di hadapan para delegasi negara anggota Asean, Jokowi menegaskan pasar tunggal pada 2015 merupakan hal yang sangat kompleks yang harus ditangani pemerintah dan pengusaha. Hal ini menjadi tantangan besar sebagai pemimpin daerah kota besar di Asean karena memegang peranan penting tingkat regional.
"Dengan sumber daya dan potensi untuk inovasi dan kreatifitas kota adalah pemegang kendali pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi regional," ujar Jokowi.