Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengungkapkan rencana penerbitan obligasi daerah atau municipal bond untuk membiayai proyek-proyek besar.
Rencana tersebut diungkapkan Gubernur Jakarta Pramono Anung dalam diskusi publik bertajuk Future Talk with Endgame bersama mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan di ajang Jakarta Future Festival, Minggu (15/6/2025).
Dalam diskusi tersebut, Gita menyoroti struktur pembiayaan Jakarta. Menurut dia, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Jakarta mencapai sekitar Rp90 triliun, dengan Penanaman Modal Asing (PMA) sekitar Rp100 triliun, dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sedikit di bawah angka tersebut setiap tahunnya. “Tentunya dalam batas wajar kelihatan kurang,” kata Gita.
Dia kemudian mempertanyakan kesiapan Pemprov Jakarta untuk menerbitkan municipal bond, seperti yang telah dilakukan oleh sejumlah kota di negara-negara Barat hingga China.
Menurut Gita, China memanfaatkan municipal bond di tingkat kota, kabupaten, hingga provinsi untuk membiayai proyek-proyek jangka panjang berskala besar.
Menanggapi hal itu, Pramono menegaskan bahwa penerbitan obligasi daerah bukan sekadar wacana. “Mas Gita, itu [municipal bond] sudah pasti harus dan wajib dilakukan. Bukan persoalannya berani atau enggak berani,” kata Pramono.
Pramono menjelaskan, hingga saat ini Jakarta belum memanfaatkan potensi leverage fiskal, padahal pemerintah daerah dapat memperoleh sumber pembiayaan yang signifikan.
Dia juga menyinggung soal Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Jakarta yang rata-rata mencapai Rp5 triliun hingga Rp6 triliun per tahun. “Yang riil SiLPA mungkin Rp2 triliun sampai Rp3 triliun, nggak apa-apa. Tapi apa pun itu, pendapatan Jakarta sudah pasti,” tuturnya.
Lebih lanjut, Pramono menyoroti jumlah populasi Jakarta yang mencapai sekitar 10 juta jiwa, dan meningkat menjadi 14 juta hingga 15 juta orang saat hari kerja.
“Sehingga dengan demikian ini lah yang akan kami gunakan, kami leverage untuk yang tadi, untuk mendapatkan bond dengan tentunya bond yang murah,” ujarnya.
Meski begitu, Pramono menegaskan bahwa Jakarta masih memiliki banyak ruang dan peluang lain untuk terus membangun.